
Parenting Anak
Cara Efektif Mengelola Emosi Saat Menghadapi Tantrum Balita

Penulis: Christovel Ramot
Senin, 24 Februari 2025
Rating Artikel 5/5
|
2
Bagikan
Usia balita adalah fase perkembangan yang penuh tantangan, di mana anak sering mengalami tantrum akibat kesulitan mengungkapkan keinginannya. Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa tantrum adalah bagian normal dari tumbuh kembang anak. Namun, bagaimana cara kita merespons situasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosional mereka. Jika orang tua ikut terbawa emosi atau bahkan ‘tantrum’ juga, maka situasi bisa semakin tidak terkendali. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi efektif dalam mengelola emosi saat menghadapi tantrum balita.
Artikel lainnya: Tips Membentuk Kebiasaan Positif pada Anak Balita Sejak Dini
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah luapan emosi yang terjadi ketika anak merasa frustasi atau tidak bisa mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata. Biasanya, tantrum terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun karena pada rentang usia ini, mereka masih dalam tahap belajar mengontrol emosi dan berbicara.
Penyebab Umum Tantrum
- Anak merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman.
- Ketidakmampuan anak untuk mengungkapkan keinginannya dengan jelas.
- Anak ingin mencari perhatian.
- Perubahan rutinitas yang membuat anak merasa tidak aman.
- Frustasi karena dilarang melakukan sesuatu.
Dampak Tantrum terhadap Orang Tua dan Anak
Ketika tantrum terjadi, bukan hanya anak yang merasakan dampaknya, tetapi juga orang tua. Jika orang tua tidak mengelola emosinya dengan baik, mereka bisa kehilangan kesabaran dan merespons secara negatif. Ini bisa berdampak buruk pada perkembangan emosional anak. Sebaliknya, jika orang tua tetap tenang dan memberikan respon yang tepat, anak dapat belajar bagaimana mengatasi emosinya dengan lebih baik.
Artikel lainnya: Panduan Lenkap Jam Tidur Ideal Anak Sesuai Usianya
Cara Efektif Mengelola Emosi Saat Menghadapi Tantrum Balita
1. Tarik napas dalam dan tenangkan diri
Saat anak mulai tantrum, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menenangkan diri sendiri. Tarik napas dalam, hitung sampai lima, lalu hembuskan perlahan. Ini membantu menurunkan ketegangan dan memberi Kpeople waktu untuk berpikir sebelum merespons.
2. Pahami penyebab tantrum
Setiap tantrum biasanya memiliki penyebab, seperti rasa lapar, lelah, frustasi, atau keinginan yang tidak terpenuhi. Dengan memahami penyebabnya, orang tua bisa memberikan solusi yang lebih tepat.
3. Jangan bereaksi berlebihan
Menanggapi tantrum dengan marah atau membentak hanya akan memperburuk keadaan. Sebaliknya, berbicaralah dengan nada tenang dan berikan anak ruang untuk mengekspresikan emosinya.
4. Berikan pelukan atau sentuhan lembut
Jika memungkinkan, Kpeople bisa memberikan pelukan atau sentuhan lembut. Sentuhan dapat memberikan rasa nyaman dan membantu anak merasa lebih tenang.
5. Alihkan perhatian dengan cara positif
Cobalah mengalihkan perhatian anak ke hal lain, seperti bermain atau mendengarkan lagu favoritnya. Ini bisa membantu mengurangi intensitas emosinya.
6. Beri contoh pengelolaan emosi yang baik
Anak belajar dari orang tuanya. Jika Kpeople mampu mengendalikan emosi dengan baik, anak pun akan meniru pola tersebut di masa mendatang.
Artikel lainnya: Memberikan Rewards dan Punishment untuk Hasil Rapor Anak
Contoh Praktik Terbaik
Misalnya, saat anak menangis keras di supermarket karena ingin membeli mainan, Kpeople bisa menerapkan teknik tetap tenang dan memberikan pilihan. Katakan dengan lembut, “Mama tahu kamu ingin mainan itu, tapi hari ini kita hanya membeli makanan. Kamu mau bantu pilih buah atau sayur yang kita butuhkan?” Dengan mengalihkan perhatian dan memberikan pilihan, anak akan lebih merasa dihargai tanpa perlu terjebak dalam tantrum yang berkepanjangan.
Kapan Harus Menghubungi Ahli?
Jika tantrum anak berlangsung terlalu sering atau disertai perilaku agresif yang berlebihan, KPeople bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog anak. Beberapa tanda bahwa anak mungkin memerlukan bantuan profesional antara lain:
- Tantrum berlangsung lebih dari 15 menit setiap kali terjadi.
- Anak sering melukai diri sendiri atau orang lain saat tantrum.
- Tantrum terus terjadi meskipun anak sudah memasuki usia 5 tahun ke atas.
Menghadapi tantrum balita memang membutuhkan kesabaran dan strategi yang tepat. Dengan tetap tenang, memahami penyebab tantrum, dan memberikan respons yang tepat, orang tua bisa membantu anak belajar mengelola emosinya dengan lebih baik. Ingat, orang tua yang tenang akan membantu menciptakan anak yang lebih stabil secara emosional.
Untuk artikel parenting lainnya dan tips menarik, kunjungi situs kami. Download aplikasi KPoin di App Store dan Google Play Store untuk membaca lebih banyak artikel kesehatan. Jangan lupa untuk registrasi di KPoin serta kumpulkan poin dari belanja produk KALBE yang bisa ditukar dengan berbagai penawaran menarik.
Jangan lupa, kumpulkan poin dari belanja produk KALBE dan tukarkan dengan hadiah menarik! Download aplikasi KPoin di App Store dan Google Play Store sekarang!
Referensi:
- Gottman, J. (1997). Raising an Emotionally Intelligent Child. Simon & Schuster.
- Siegel, D. J., & Bryson, T. P. (2012). The Whole-Brain Child. Delacorte Press.
- Wulandari, R. (2021). “Strategi Mengatasi Tantrum Pada Anak Usia Dini”. Jurnal Psikologi Anak, 5(2), 134-145.
Komentar

Umar Sumardi • Rating 5/5
Kamis, 27 Februari 2025

Admin KPoin
Jumat, 28 Februari 2025

shania galuh • Rating 5/5
Senin, 24 Februari 2025

Admin KPoin
Senin, 24 Februari 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.
Artikel Lainnya

Kesehatan Lansia
7 Cara Mencegah Pikun (Demensia) Seiring Bertambahnya Usia
Rating Artikel 0/5
|
0

Kesehatan Lansia
8 Makanan Sehat untuk Lansia yang Utama Dikonsumsi
Rating Artikel 5/5
|
3

MPASI
Kenali Tekstur MPASI Sesuai Usia Bayi dari 6 hingga 12 bulan
Rating Artikel 5/5
|
4

MPASI
8 Resep MPASI 4 Bintang yang Simpel, Lezat & Bergizi Lengkap
Rating Artikel 5/5
|
1