
Berita Umum
Pertolongan Pertama Korban Banjir Bandang – Panduan Lengkap
Penulis: Christovel Ramot
Kamis, 04 Desember 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
Di bulan November – Desember 2025 ini, bencana banjir bandang kembali menjadi perbincangan hangat di berbagai daerah Indonesia. Kejadian di Sumatera yang menelan lebih dari 800 korban terdampak menunjukkan betapa gentingnya situasi ketika air bah datang secara tiba-tiba tanpa memberi banyak waktu untuk bersiap.
Banjir bandang adalah jenis bencana yang paling berbahaya. Ia tidak sekadar membawa air, tetapi juga lumpur, puing bangunan, batang pohon, hingga material logam yang terseret bersama derasnya arus. Semua itu menjadikan bencana ini mematikan dalam hitungan menit.
Dalam kondisi seperti itu, masyarakat yang berada di lokasi kejadian sering kali menjadi penolong pertama sebelum petugas SAR tiba. Karena itulah, memahami pertolongan pertama pada korban banjir bandang bukan lagi sekadar tambahan pengetahuan, tetapi menjadi keterampilan dasar yang dapat menyelamatkan nyawa.
Risiko Cedera & Kondisi Medis pada Korban Banjir Bandang
Banjir bandang menimbulkan berbagai cedera yang sifatnya sangat beragam. Karena arus yang kuat, korban dapat terseret jauh dalam waktu singkat dan mengalami cedera parah sebelum berhasil menyelamatkan diri.
Di bawah ini adalah risiko cedera yang paling sering ditemukan.
1. Cedera Fisik Akibat Benturan
Saat banjir datang, berbagai material terbawa arus: kayu, batu, pecahan kaca, genteng, hingga kendaraan. Kondisi ini membuat korban berisiko mengalami:
- Luka sobek dan gores
- Luka tertusuk benda tajam
- Patah tulang
- Benturan keras pada kepala atau tubuh
Jenis luka semacam ini dapat menyebabkan perdarahan, infeksi, bahkan komplikasi serius jika tidak ditangani sejak awal.
2. Tenggelam atau Near-Drowning
Banyak korban banjir bandang mengalami kesulitan bernapas karena terseret arus, tertutup lumpur, atau terjebak di ruang sempit. Kondisi near-drowning dapat memicu:
- Penumpukan cairan di paru
- Kurangnya suplai oksigen ke otak
- Risiko henti napas
Penanganan cepat sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan otak akibat kekurangan oksigen.
3. Hipotermia
Ketika tubuh berada di air dingin dalam waktu lama, suhu tubuh dapat turun drastis. Hipotermia bisa terjadi bahkan pada orang dewasa yang sehat.
Tanda-tandanya meliputi:
- Menggigil hebat
- Bicara pelo
- Kebingungan
- Lemas
- Kehilangan kesadaran
4. Infeksi Luka dan Penyakit Menular
Air banjir mengandung bakteri berbahaya, termasuk penyebab leptospirosis, infeksi kulit, hingga penyakit pencernaan seperti diare.
Luka terbuka yang terpapar air banjir rentan mengalami infeksi yang cepat berkembang.
5. Syok (Shock)
Korban bisa mengalami syok akibat:
- Kehilangan darah
- Cedera berat
- Trauma emosional ekstrem
Syok adalah kondisi darurat yang dapat mengancam nyawa.
6. Keletihan dan Dehidrasi
Bertahan hidup di tengah arus banjir dan menunggu evakuasi membutuhkan energi besar. Banyak korban mengalami dehidrasi dan kelemahan ekstrem setelah selamat.
Baca artikel lainnya: Waspada, Ini Penyakit yang Sering Muncul Setelah Banjir
Prinsip Dasar Pertolongan Pertama pada Situasi Banjir Bandang
Dalam situasi seperti banjir bandang, langkah pertama bukanlah langsung menolong korban—melainkan memastikan diri kita tetap selamat.
Berikut prinsip penting yang harus diingat:
1. Pastikan Keselamatan Diri Terlebih Dahulu
Sebelum menolong, lihat kondisi lingkungan sekitar. Pastikan:
- Arus air sudah stabil
- Tidak ada kabel listrik yang terendam
- Tidak ada bangunan yang rentan roboh
- Tidak ada potensi longsor susulan
Penolong yang ikut menjadi korban justru menambah jumlah risiko.
2. Panggil Bantuan Darurat
Di Indonesia, ada beberapa nomor darurat nasional yang dapat dihubungi ketika bencana terjadi. Ini adalah nomor penting yang wajib diingat:
- 112 – Layanan Darurat Nasional (Gratis, 24 jam): Untuk semua kondisi darurat, termasuk banjir, evakuasi, dan pertolongan pertama.
- 115 – Basarnas (Search and Rescue / SAR): Untuk evakuasi korban hanyut, pencarian korban, dan penyelamatan medan sulit.
- 117 – BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana): Untuk pelaporan bencana, koordinasi posko, dan permintaan logistik darurat.
- 118 – Ambulans Nasional: Untuk mengirim ambulans bagi korban luka berat.
- 129 – Kemenkes / Krisis Kesehatan Nasional: Untuk masalah medis skala besar, koordinasi fasilitas kesehatan, dan kegawatdaruratan kesehatan masyarakat.
Saat melapor, usahakan memberikan informasi lengkap:
- Lokasi yang paling mudah dijangkau
- Jumlah korban
- Jenis cedera paling berat
- Kondisi lingkungan (arus, reruntuhan, listrik)
Semakin jelas informasi yang diberikan, semakin cepat bantuan dapat tiba.
3. Penilaian Cepat Korban (Triage Sederhana)
Setelah memastikan area aman, lakukan penilaian korban:
- Korban tidak respons → periksa napas
- Korban berdarah hebat → hentikan perdarahan
- Korban hanya luka ringan → bisa ditangani setelah korban kritis
Triage ini membantu menentukan siapa yang membutuhkan bantuan paling cepat.
Baca artikel lainnya: Mengenal Flu Singapura, Gejala, Cara Mencegah, dan Mengobati
Langkah Pertolongan Pertama Berdasarkan Kondisi Korban
Korban Tidak Responsif / Tidak Bernapas
- Pastikan area aman.
- Coba bangunkan korban dengan memanggil dan menepuk bahu.
- Periksa napas selama 10 detik.
- Jika tidak bernapas, segera lakukan CPR (30 kompresi dada : 2 napas bantuan).
- Lanjutkan CPR sampai petugas SAR atau medis datang.
Korban Tenggelam (Near-Drowning)
- Pindahkan korban ke tempat kering dan aman.
- Longgarkan pakaian pada bagian leher dan dada.
- Jika korban muntah, miringkan tubuh untuk mencegah tersedak.
- Jika tidak bernapas → lakukan CPR segera.
- Hangatkan tubuh korban untuk mencegah hipotermia lebih lanjut.
Korban Mengalami Pendarahan Berat
- Tekan luka dengan kain bersih atau perban.
- Jika darah menembus kain, tambahkan lapisan baru tanpa melepas yang lama.
- Jika ada benda tertancap, jangan ditarik. Stabilkan dengan kain.
- Angkat bagian tubuh yang berdarah jika aman.
Cedera Berat dan Patah Tulang
- Jangan memindahkan korban kecuali berada dalam bahaya lanjutan.
- Gunakan papan atau kayu lurus sebagai penyangga.
- Kompres dingin jika terdapat memar.
- Pastikan korban tetap hangat dan tidak banyak bergerak.
Penanganan Hipotermia
- Lepaskan pakaian basah dan ganti dengan pakaian kering.
- Selimuti korban dengan selimut atau kain tebal.
- Bawa ke tempat hangat.
- Jangan gosok tubuh korban dengan keras.
- Jika sadar, berikan minuman hangat (bukan teh, kopi, atau alkohol).
Luka Ringan
- Cuci luka dengan air bersih.
- Oleskan antiseptik.
- Tutup dengan perban.
- Hindari kontak dengan air banjir kembali.
Keletihan dan Dehidrasi
- Berikan air minum, oralit, atau minuman manis.
- Biarkan korban beristirahat di tempat kering.
- Amati gejala seperti pusing atau lemas.
Baca artikel lainnya: Terpapar Cs-137? Kenali Risiko dan Penanganan
Penanganan Psikologis pada Korban Banjir Bandang
Selain luka fisik, korban banjir bandang sering mengalami trauma emosional.
1. Berikan Rasa Aman
- Gunakan bahasa lembut
- Tidak memaksa korban untuk berbicara
- Beri selimut atau air hangat sebagai penenang
2. Pendekatan kepada Anak-anak
- Peluk atau gendong jika memungkinkan
- Jelaskan dengan kalimat sederhana bahwa mereka sudah aman
- Jauhkan dari suara keras atau pemandangan traumatis
3. Pendekatan kepada Lansia dan Ibu Hamil
Kelompok ini lebih mudah mengalami stres dan kelelahan. Pastikan:
- Mereka duduk di tempat aman
- Obat rutin tetap diminum
- Mereka mendapatkan air minum dan makanan ringan
Hal yang Wajib Dihindari Saat Memberikan Pertolongan
- Memasuki arus air deras tanpa alat keselamatan
- Memberikan minum kepada korban tidak sadar
- Menggosok tubuh korban hipotermia
- Menarik benda yang tertancap di tubuh
- Mengangkat korban dengan kasar
- Menyentuh kabel atau perangkat listrik yang terendam air
- Melakukan CPR tanpa memastikan keamanan area
Setelah Pertolongan Pertama: Apa yang Harus Dilakukan?
1. Evakuasi ke Fasilitas Kesehatan
Korban yang sudah distabilkan harus segera dibawa ke posko kesehatan atau rumah sakit.
2. Dokumentasi Kondisi Korban
Catat:
- Jenis cedera
- Jam kejadian
- Pertolongan apa yang sudah diberikan
Ini sangat membantu tenaga medis saat melanjutkan penanganan.
3. Membersihkan Diri
Setelah memegang korban atau air banjir, segera cuci tubuh untuk mencegah penyakit.
4. Pantau Tanda Infeksi
Jika luka berubah menjadi kemerahan, bengkak, atau bernanah, segera cari perawatan medis.
Sebagai penutup, banjir bandang datang tanpa tanda jelas dan bisa menyebabkan kerusakan besar dalam waktu singkat.
Dengan memahami pertolongan pertama, termasuk cara menghentikan pendarahan, menangani hipotermia, melakukan CPR, dan menghubungi nomor darurat nasional, kita dapat memberikan bantuan yang berarti sebelum petugas SAR tiba.
Pengetahuan ini bukan hanya penting bagi masyarakat di daerah rawan bencana, tetapi untuk semua orang. Karena bencana tidak pernah pilih-pilih lokasi.
Ingin tahu lebih banyak info kesehatan, nutrisi, dan gaya hidup sehat? Kunjungi KPoin dan temukan banyak artikel bermanfaat lainnya.
Jangan lupa, setiap pembelian produk Kalbe bisa kumpulkan poin untuk ditukarkan dengan hadiah menarik. Download aplikasi KPoin di App Store & Google Play Store sekarang.
Referensi
- BNPB. Penanganan Darurat Banjir Bandang. 2023. https://www.bnpb.go.id
- Kemenkes RI. Pedoman Penanggulangan Bencana. 2022. https://www.kemkes.go.id
- WHO. Emergency Health Guidelines for Flood Response. 2021. https://www.who.int
- KlikDokter. Pertolongan Pertama Saat Banjir. 2023. https://www.klikdokter.com
- CDC. Flood Safety and Health Risks. 2022. https://www.cdc.gov
- Kalbe Health Corner. Risiko Kesehatan Saat Banjir. 2022. https://www.kalbe.co.id
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.



