
Lifestyle
Lazy Girl Job: Pekerjaan yang Disukai Gen-Z?
Penulis: Christovel Ramot
Selasa, 04 November 2025
Rating Artikel 5/5
|
4
Bagikan
Istilah Lazy Girl Job menjadi buah bibir di internet dan disebut sebagai jenis pekerjaan yang sangat diimpikan oleh generasi Generation Z (lahir kira-kira 1996-2010).
Istilah ini muncul di platform seperti TikTok dan Instagram dengan tagar seperti #lazygirljob, yang menunjukkan bahwa banyak anak muda sekarang mulai memprioritaskan keseimbangan hidup-kerja, fleksibilitas, dan menghindari kultur “hustle” yang intens.
Munculnya tren ini juga dapat dipahami sebagai respons terhadap kondisi kerja pasca-pandemi, burnout yang dialami generasi sebelumnya, serta perubahan ekspektasi terhadap karier dan kehidupan pribadi.
Pengertian Lazy Girl Job dan Sejarahnya
Istilah Lazy Girl Job merujuk pada suatu pekerjaan, seringkali pekerjaan kantoran (white-collar) atau berbasis komputer/administratif yang menawarkan:
- Gaji yang cukup untuk hidup nyaman.
- Fleksibilitas jam kerja atau lokasi (remote/hybrid) dan beban kerja yang relatif lebih ringan.
- Lingkungan kerja yang aman, tidak terlalu menuntut lembur atau kondisi ekstrem.
- Kemampuan untuk “quiet quit” (melakukan tugas yang diperlukan tetapi tidak lebih) sebagai elemen dari mindset pekerjaan ini.
Dengan kata lain, meskipun namanya “lazy” (malas), maknanya bukan murni malas, melainkan mencari pekerjaan yang tidak menghabiskan seluruh energi atau identitas seseorang, sehingga kehidupan pribadi tetap punya ruang.
Istilah ini diklaim dicetuskan oleh Gabrielle Judge (alias “antiworkgirlboss”) melalui TikTok/Instagram sekitar tahun 2023. Karena muncul setelah ruang kerja dan pola kerja berubah di masa pandemi COVID-19, banyak pekerja muda merasakan burnout atau kehilangan batasan antara kerja dan hidup pribadi.
Trend ini muncul sebagai bagian dari gerakan besar yang menolak hustle-culture (“kerja keras nonstop”) dan menuntut keseimbangan. Hashtag seperti #lazygirljob di TikTok telah mencapai jutaan tampilan, menunjukkan viralitas konsep ini di kalangan Gen-Z. Sehingga, lazy girl job bisa dilihat sebagai fenomena sosial-budaya yang merefleksikan perubahan nilai kerja generasi muda, bukan sekadar “malas”.
Baca artikel lainnya: Performative Male: Arti, Sejarah, Popularitas & Kontes
Mengapa Gen-Z Sangat Menyukai Lazy Girl Job?
Beberapa alasan mengapa generasi Z tertarik pada konsep lazy girl job antara lain:
1. Pergeseran nilai terhadap kerja
Gen-Z tumbuh dalam era di mana banyak kisah burnout, kelelahan kerja (overwork) dan ekspektasi “naik tangga karier” yang agresif. Mereka cenderung memiliki perspektif: pekerjaan bukan segalanya, kehidupan pribadi juga penting. Trend lazy girl job menawarkan jalan keluar bagi yang ingin keseimbangan lebih.
2. Fokus pada kesehatan mental dan kesejahteraan
Banyak usaha kesehatan mental yang menekankan bahwa batasan antara kerja dan hidup pribadi adalah penting. Pekerjaan dengan beban lebih ringan dan fleksibilitas memungkinkan Gen-Z menjaga kesehatan mental lebih baik.
3. Fleksibilitas dan remote-working
Teknologi dan perubahan budaya kerja (remote/hybrid) memperbolehkan pekerjaan dengan jam dan lokasi yang lebih fleksibel. Konsep lazy girl job sangat selaras dengan hal ini.
4. Pengalaman generasi sebelumnya
Gen-Z melihat bahwa generasi sebelumnya (millennials) banyak yang terjebak dalam hustle culture atau karier yang “terlalu kerja keras” hingga mengorbankan hidup pribadi. Sebagai respon, mereka memilih jalan alternatif.
5. Perubahan ekonomi dan pasar kerja
Dalam kondisi pasar kerja yang tidak selalu stabil, dengan berbagai tantangan seperti otomatisasi, generasi muda cenderung mencari pekerjaan yang aman, cukup bayar, dan memungkinkan kehidupan yang lebih seimbang daripada mengejar jabatan tinggi dengan stress besar.
Karena itu, tidak heran apabila pekerja muda (termasuk Gen-Z) merasa lazy girl job bukan sekadar pilihan generik tapi sebuah strategi hidup kerja.
Baca artikel lainnya: Pickleball Trend 2025: Apa Itu, Aturan, Alat, & Kalori
Apakah Lazy Girl Job Erat Kaitannya dengan “Pemalas”?
Penting untuk diluruskan: Apakah mengikuti tren lazy girl job berarti seseorang pemalas? Jawabannya: Tidak selalu.
Istilah “lazy” di sini lebih bersifat provokatif untuk menarik perhatian, bukan untuk menghina. Dalam satu sumber disebut bahwa “lazy girl job” bukan tentang menjadi pemalas atau tidak mau bekerja sama sekali, melainkan tentang mencari pekerjaan yang memberi ruang pribadi dan tidak menuntut segala-galanya.
Beberapa artikel menekankan bahwa tren ini adalah “redefinisi kerja” atau “menetapkan batasan” (boundary-setting) bukan pengabaian tugas. Namun, kritik muncul bahwa jika seseorang memilih pekerjaan yang terlalu ringan tanpa pertumbuhan atau tanggung jawab, maka bisa terjadi stagnasi karier atau potensi penghasilan terbatas.
Jadi, mengikuti lazy girl job tidak otomatis berarti pemalas — yang penting adalah sikap, etos kerja, dan tujuan ke depan. Bila seseorang tetap bertanggung jawab, menghasilkan pekerjaan yang layak, dan punya kehidupan yang seimbang, maka pekerjaan tersebut bisa positif.
Baca artikel lainnya: Mengenal Sleep Tourism, Liburan Hanya untuk Tidur Nyenyak!
Apakah Lazy Girl Job Erat Kaitannya dengan Tuntutan Kerja yang Mayoritas Membuat Orang Tertekan dan Cenderung Depresi?
Ya, dalam arti bahwa tren lazy girl job muncul sebagai respon terhadap tuntutan kerja tinggi, beban besar, dan kondisi yang membuat banyak orang merasa tertekan atau rentan ke depresi.
Berikut analisisnya:
- Banyak pekerja menghadapi burnout atau tekanan kerja yang berlebihan (lembur panjang, ekspektasi tak wajar, kurang penghargaan), terutama dalam budaya hustle atau “kerja 24/7”. Kondisi ini terbukti secara studi dan artikel media sebagai faktor risiko kesehatan mental.
- Tren lazy girl job menyiratkan penolakan terhadap budaya kerja yang melelahkan dan tak berkelanjutan, yaitu: “Saya ingin pekerjaan yang membayar cukup dan tidak menghabiskan seluruh hidupku.”
Dengan demikian, lazy girl job bisa dilihat sebagai strategi proteksi terhadap kesehatan mental, memilih pekerjaan yang memungkinkan kehidupan pribadi, istirahat, dan pemulihan.
Namun, bukan berarti semua pekerjaan ringan otomatis bebas tekanan: masih penting bagi pekerja untuk memiliki tantangan yang bermakna, struktur kerja yang jelas, dan pengakuan dari pekerjaannya.
Artikel-kritik memperingatkan bahwa jika pekerjaan terlalu ringan dan tanpa pengembangan, bisa berdampak negatif ke karier jangka panjang.
Singkatnya: Tren ini sangat terkait dengan respons atas tekanan kerja berlebihan yang dapat menyebabkan stres, tetapi bukan garansi bahwa pekerjaan yang disebut lazy girl job selalu bebas dari tugas atau tanggung jawab.
Sebagai penutup, tren lazy girl job di kalangan Gen-Z bukan sekadar “ingin malas”, tetapi lebih merupakan perubahan paradigma bagaimana generasi muda memandang kerja: dari disiplin “lebih banyak jam, naik jabatan” ke “cukup bayar, punya waktu hidup, fleksibel, dan sehat secara mental”.
Pekerjaan jenis ini, jika dikelola dengan baik, bisa membantu menjaga keseimbangan hidup-kerja, melindungi kesehatan mental, dan memberi ruang bagi kehidupan pribadi, hobi, atau keluarga. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa:
- Tidak semua pekerjaan ringan akan membawa kepuasan jangka panjang atau kemajuan karier.
- Kata “lazy” bisa disalahpahami sebagai pengabaian tugas apabila dilakukan tanpa strategi atau tanggung jawab.
- Setiap orang harus menyesuaikan pilihan kerja dengan kebutuhan, tujuan karier, dan kondisi pribadi.
Untuk artikel tren dunia remaja dan kesehatan lainnya, bisa kamu baca di KPoin. Kamu juga bisa kumpulkan poin dari belanja produk KALBE, dan untuk menikmati keuntungan lebih lanjut, dengan mengunduh aplikasi KPoin di App Store atau Google Play Store, ya.
Daftar Pustaka:
1. Distinct Recruitment. 'Lazy girl jobs: Why a TikTok trend captivated millions of viewers.' 2023. https://www.distinctrecruitment.com/uk/resources/blog/lazy-girl-jobs-why-a-tiktok-trend-captivated-millions-of-viewers/
2. Times of India. 'Lazy girl jobs: All about the new social media trend.' 2023. https://timesofindia.indiatimes.com/etimes/trending/lazy-girl-jobs-all-about-the-new-social-media-trend/articleshow/102422278.cms
3. The Guardian. 'Gen Z want to work “Lazy Girl” jobs. Who can blame them?' 2023. https://www.theguardian.com/commentisfree/2023/jul/09/gen-z-lazy-girl-jobs-tiktok-work
4. Radical Candor. 'What is the lazy girl jobs trend?' 2023. https://www.radicalcandor.com/blog/lazy-girl-job
5. People Matters Global. 'Lazy girl jobs: Empowering or endangering Gen Z careers?' 2024. https://www.peoplemattersglobal.com/article/life-at-work/lazy-girl-jobs-empowering-or-endangering-gen-z-careers-41621
Komentar
Alifian Muhammad • Rating 5/5
Jumat, 07 November 2025
Admin KPoin
Jumat, 07 November 2025
niken hilma najwa agathah • Rating 5/5
Kamis, 06 November 2025
Admin KPoin
Jumat, 07 November 2025
sasri astriani • Rating 5/5
Kamis, 06 November 2025
Admin KPoin
Jumat, 07 November 2025
Chintya Pralampita Hendrastati • Rating 5/5
Kamis, 06 November 2025
Admin KPoin
Kamis, 06 November 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.



