
Psikologi
Cancel Culture, "Finding Safno" di TikTok dan Dampaknya

Penulis: Christovel Ramot
Selasa, 13 Mei 2025
Rating Artikel 5/5
|
4
Bagikan
Sejak awal Mei 2025, TikTok Indonesia diramaikan oleh tren "Finding Safno", yang berawal dari kasus perceraian antara Dilan Janiyar dan suaminya, Safnoviar. Kasus ini mencuat setelah Dilan menghapus semua foto kebersamaan dengan Safno di media sosial, yang kemudian memicu spekulasi tentang adanya perselingkuhan. Netizen pun mulai mencari keberadaan Safno, baik secara virtual maupun di dunia nyata, yang kemudian dikenal dengan istilah "Finding Safno".
Fenomena Cancel Culture pada "Finding Safno"
Cancel culture adalah praktik sosial di mana individu atau kelompok secara kolektif memboikot atau mengkritik seseorang yang dianggap melakukan kesalahan atau pelanggaran norma sosial. Dalam kasus "Finding Safno", cancel culture terlihat dari bagaimana netizen secara masif mengecam Safno atas dugaan perselingkuhannya. Tagar seperti #CancelSafno dan #FindingSafno menjadi viral, dan berbagai konten yang mengejek atau mengkritik Safno bermunculan di TikTok.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat memperkuat cancel culture, di mana opini publik yang terbentuk secara cepat dapat memberikan tekanan sosial yang besar kepada individu yang terlibat.
Artikel lainnya: Apa Selingkuh itu Hanya Karena Seks Doang?
Mengapa Netizen Begitu Mengikuti "Finding Safno"?
Beberapa faktor yang menyebabkan netizen begitu antusias mengikuti tren "Finding Safno" antara lain:
- Keterlibatan Emosional: Kasus ini melibatkan isu perselingkuhan, yang secara emosional memicu simpati dan empati dari banyak orang, terutama mereka yang pernah mengalami hal serupa.
- Kekuatan Media Sosial: TikTok sebagai platform memungkinkan penyebaran informasi dan opini secara cepat dan luas, sehingga memudahkan tren ini untuk menjadi viral.
- Budaya Partisipatif: Netizen merasa memiliki peran dalam menegakkan keadilan sosial dengan ikut serta dalam cancel culture, seperti membagikan informasi atau membuat konten yang mengkritik Safno.
- Hiburan dan Komunitas: Bagi sebagian orang, mengikuti tren ini menjadi bentuk hiburan dan cara untuk merasa terhubung dengan komunitas yang memiliki pandangan serupa.
Artikel lainnya: Italian Brainrot: Meme TikTok Viral dan Dampaknya pada Anak
Dampak Psikologis dari Cancel Culture
Cancel culture dapat memiliki dampak psikologis yang signifikan, baik bagi individu yang menjadi target maupun bagi mereka yang terlibat dalam praktik tersebut.
Dampak pada Target Cancel Culture
- Stres dan Kecemasan: Tekanan sosial dan kritik yang masif dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang tinggi.
- Depresi: Rasa malu, penolakan sosial, dan isolasi dapat memicu depresi.
- Kerusakan Reputasi: Reputasi yang hancur dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan pribadi dan profesional.
Artikel lainnya: Cara Mengurangi Screen Time untuk Kesehatan Lebih Baik
Dampak pada Pelaku Cancel Culture
- Kecenderungan Agresif: Terlibat dalam cancel culture dapat meningkatkan perilaku agresif dan intoleransi.
- Efek Echo Chamber: Berada dalam lingkungan yang hanya memperkuat pandangan sendiri dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir kritis dan empati.
- Kelelahan Emosional: Terus-menerus terlibat dalam konflik sosial dapat menyebabkan kelelahan emosional.
Fenomena "Finding Safno" di TikTok mencerminkan bagaimana cancel culture dapat berkembang pesat di era media sosial. Meskipun bertujuan untuk menegakkan keadilan sosial, praktik ini dapat memiliki dampak psikologis yang serius bagi semua pihak yang terlibat. Penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan mempertimbangkan dampak dari tindakan kita terhadap kesehatan mental individu lain.
Untuk informasi dan artikel menarik tentang Psikologi lainnya, silakan membaca Informasi seputar Psikologi Terbaru. Ada banyak tips dan gaya hidup sehat untuk KPeople.
Selain itu, dapatkan dan kumpulkan poin untuk setiap belanja produk dan layanan kesehatan KALBE yang mana poin tersebut dapat ditukarkan dengan hadiah menarik. Silakan unduh aplikasi KPOIN di App Store atau Google Play Store dan pelajari lebih lanjut apa itu poin loyalty KPoin
Referensi dan Pustaka
- "Tren Finding Safno Viral di TikTok, Apa Maksudnya?", Serayu News, 2025.
- "Apa Itu Tren Finding Safno yang Viral di TikTok?", IDN Times, 2025.
- "Fenomena ‘Cancel Culture’: Membangun Akuntabilitas atau Merusak Kebebasan Berpendapat?", Radar Tulungagung, 2024.
- "Navigating Cancel Culture in Indonesia: Understanding Cyberbullying and Social Control in Viral Cases", ResearchGate, 2024.
- "The Toxic Rise of Cancel Culture", Portola Pilot, 2021.
Komentar

Fransiska Sitorus • Rating 5/5
Selasa, 13 Mei 2025

Admin KPoin
Rabu, 14 Mei 2025

putri meilani • Rating 5/5
Selasa, 13 Mei 2025

Admin KPoin
Rabu, 14 Mei 2025

aminah • Rating 5/5
Selasa, 13 Mei 2025

Admin KPoin
Rabu, 14 Mei 2025

tuti anggraeni harefa • Rating 5/5
Selasa, 13 Mei 2025

Admin KPoin
Rabu, 14 Mei 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.