
Kesehatan Anak
7 Gejala Demam Berdarah pada Anak & Langkah Penanganannya

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Jumat, 02 Mei 2025
Rating Artikel 5/5
|
1
Bagikan
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Anak-anak termasuk kelompok yang rentan terhadap infeksi ini.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala DBD pada anak sejak dini agar dapat memberikan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi serius.
Artikel lainnya: Mengenal Flu Singapura, Gejala, Cara Mencegah, dan Mengobati
Bagaimana Proses Terjadinya Demam Berdarah (DBD)?
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Setelah masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, virus mengalami masa inkubasi selama 4–10 hari sebelum gejala muncul.
Virus dengue memiliki empat serotipe berbeda (DEN-1 hingga DEN-4), dan infeksi kedua atau ketiga dengan serotipe berbeda dapat menyebabkan gejala yang lebih berat, seperti kebocoran plasma darah dan trombosit turun yang berisiko menimbulkan perdarahan.
Penyakit ini menyerang sistem pembuluh darah dan sel-sel pembeku darah, sehingga dapat memicu komplikasi serius seperti syok dengue, terutama pada anak-anak.
Karena belum ada obat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini, pencegahan DBD menjadi langkah paling penting, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menghindari gigitan nyamuk, dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin.
Gejala Awal DBD pada Anak
Gejala awal DBD anak seringkali mirip dengan penyakit demam lainnya, sehingga perlu kewaspadaan ekstra. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
- Demam tinggi mendadak hingga mencapai 40°C
- Sakit kepala yang intens, terutama di daerah dahi
- Nyeri otot dan sendi, yang membuat anak merasa lemas
- Mual dan muntah berulang
- Ruam kulit atau bintik merah DBD yang muncul di tubuh
- Nyeri di belakang mata
- Perdarahan ringan, seperti mimisan atau gusi berdarah
Karena gejala awal DBD sering menyerupai flu atau infeksi virus lainnya, penting bagi KPeople sebagai orang tua untuk tetap waspada dan tidak menganggap remeh demam tinggi yang muncul tiba-tiba.
Memantau kondisi anak secara intensif di hari-hari pertama sangat krusial untuk mengetahui apakah gejala mengarah ke DBD atau tidak. Deteksi dini dan penanganan yang cepat dapat mencegah penyakit berkembang ke fase yang lebih berbahaya.
Artikel lainnya: Kenali Gejala Cacar Monyet dan Cara Pencegahannya
Fase Demam Berdarah pada Anak yang Perlu Diketahui
Setelah gejala awal muncul, DBD pada anak biasanya berkembang melalui tiga fase utama, yakni:
1. Fase Pertama: Fase Demam
Fase ini berlangsung selama 2–7 hari dengan gejala utama berupa demam tinggi mendadak. Anak mungkin juga mengalami nyeri otot, sakit kepala, dan ruam kulit. Pada fase ini, penting untuk menjaga hidrasi dan memantau kondisi anak secara ketat.
2. Fase Kritis
Fase kritis DBD biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 setelah demam dimulai. Meskipun suhu tubuh mungkin menurun, ini bukan pertanda pemulihan. Justru, pada fase ini, risiko kebocoran plasma darah meningkat, yang dapat menyebabkan syok. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Penurunan kesadaran atau anak tampak sangat lemas
- Perdarahan, seperti mimisan atau tinja berwarna hitam
- Pembengkakan perut dan nyeri hebat
- Sesak napas atau napas cepat
3. Fase Recovery
Jika anak berhasil melewati fase kritis, ia akan memasuki fase pemulihan. Suhu tubuh kembali normal, nafsu makan membaik, dan kondisi umum anak mulai pulih. Namun, pemantauan tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada komplikasi lanjutan.
Pertolongan Pertama di Rumah
Sebelum mendapatkan perawatan medis, orang tua dapat melakukan beberapa langkah pertolongan pertama untuk membantu meringankan gejala DBD pada anak:
Langkah 1: Kompres Hangat
Gunakan kompres hangat untuk membantu menurunkan demam. Tempelkan kompres di dahi, ketiak, atau lipatan siku anak selama beberapa menit.
Langkah 2: Berikan Cairan yang Cukup
Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Berikan air putih, jus buah, atau sup hangat secara teratur.
Langkah 3: Pemberian Obat Penurun Demam
Jika demam tinggi, berikan obat penurun demam seperti parasetamol sesuai dosis yang dianjurkan. Hindari pemberian aspirin karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Langkah 4: Istirahat Total
Anak perlu beristirahat total untuk membantu proses pemulihan. Hindari aktivitas fisik yang berlebihan selama masa sakit.
Artikel lainnya: 13 Jenis Vaksinasi Anak untuk Melindungi dari Penyakit
Kapan Harus Membawa Anak ke Rumah Sakit?
Segera bawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami tanda bahaya DBD berikut:
- Demam tinggi yang tidak kunjung turun setelah 2–3 hari
- Muntah terus-menerus atau tidak mampu makan dan minum
- Perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, atau tinja berwarna hitam
- Tanda-tanda syok, seperti kulit dingin dan lembap, denyut nadi lemah, atau penurunan kesadaran
Pastikan KPeople selalu memerhatikan kondisi anak. Jangan menunda untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan jika gejala semakin parah atau muncul tanda-tanda syok. Penanganan medis yang cepat dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan peluang pemulihan yang lebih baik.
Pentingnya Asupan Nutrisi dalam Proses Pemulihan DBD
Selama masa pemulihan dari DBD, asupan nutrisi yang cukup sangat penting untuk membantu tubuh anak mempercepat proses penyembuhan. Nutrisi yang dianjurkan meliputi vitamin C, vitamin B6, dan zat besi.
Untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang optimal selama masa penyembuhan, terdapat berbagai produk nutrisi yang dirancang khusus untuk mendukung kesehatan anak seperti multivitamin Blackmores.
Untungnya, setiap transaksi pembelian produk-produk pilihan dari merchant terpercaya Kalbe akan mendapatkan poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah menarik seperti voucher belanja hingga saldo e-wallet.
Tunggu apalagi? Ayo download aplikasi KPoin dan buat akun KPoin hanya dengan nomor ponsel aktif KPeople lalu redeem poin dengan hadiah seru yang sedang menanti Kpeople.
Referensi:
- Mayo Clinic. Dengue fever. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dengue-fever/symptoms-causes/syc-20353078
- CDC. Symptoms of Dengue and Testing. Diakses dari https://www.cdc.gov/dengue/signs-symptoms/index.html
- Cleveland Clinic. Dengue Fever. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17753-dengue-fever
- WHO. Dengue and severe dengue. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
Komentar

devy putri indriani • Rating 5/5
Jumat, 02 Mei 2025

Admin KPoin
Jumat, 02 Mei 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.
Artikel Lainnya

Kesehatan Anak
Cara Mengatasi Diare Anak di Rumah & Kapan Perlu ke Dokter?
Rating Artikel 0/5
|
0

Kesehatan Anak
7 Gejala Demam Berdarah pada Anak & Langkah Penanganannya
Rating Artikel 5/5
|
1

Kesehatan Anak
10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
Rating Artikel 0/5
|
0

Kesehatan Tulang
5 Olahraga yang dapat Mencegah Osteoporosis di Usia Muda
Rating Artikel 5/5
|
3