
Kesehatan Anak
11 Intervensi Gizi Spesifik Stunting: Apa Saja & Targetnya?

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Kamis, 19 Juni 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter
Stunting, kondisi anak bertubuh pendek akibat gizi kronis selama tumbuh kembang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Penyebabnya multifaktorial, termasuk kemiskinan, akses pangan buruk, pendidikan orang tua, hingga praktik pengasuhan yang kurang optimal.
Oleh karena itu, sangat penting menerapkan intervensi gizi spesifik pada periode kritis yaitu 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Mari ketahui apa itu intervensi gizi dan cara melakukannya lewat artikel di bawah ini.
Artikel lainnya: Gizi Balita Usia 1-5 Tahun: Panduan Lengkap untuk Orang Tua
Apa Itu Intervensi Gizi Spesifik Stunting?
Intervensi gizi spesifik adalah rangkaian tindakan medis dan nutrisi yang langsung ditujukan pada individu untuk mencegah atau mengatasi malnutrisi. Dalam konteks stunting, program ini fokus pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0–23 bulan, masa kritis bagi pertumbuhan optimal yang dikenal sebagai periode 1000 HPK.
Intervensi ini meliputi pemeriksaan kehamilan berkualitas, suplementasi mikronutrien seperti zat besi, asam folat, vitamin A, dan zinc, serta pemantauan pertumbuhan bayi secara rutin. Intervensi ini mampu mengurangi risiko stunting secara signifikan apabila dilaksanakan secara menyeluruh.
Rincian Program Intervensi Gizi Spesifik Stunting
Intervensi ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir, dan balita secara komprehensif. Berikut di antaranya:
1. Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Terpadu dan Berkualitas
Pemeriksaan antenatal care (ANC) minimal empat kali selama kehamilan dengan fokus pada pengecekan status gizi ibu, tekanan darah, dan risiko anemia. ANC juga menjadi momen edukasi tentang pentingnya asupan gizi seimbang, konsumsi tablet tambah darah (TTD), asam folat, serta persiapan kelahiran. Konsistensi monitoring kehamilan terbukti menurunkan kejadian bayi berat lahir rendah dan stunting.
2. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dan Asam Folat
Anemia pada ibu hamil meningkatkan risiko bayi lahir prematur dan stunting. Oleh karena itu, Kemenkes menetapkan bahwa setiap bumil wajib mendapat suplementasi zat besi (TTD) 90 tablet dan 400 µg asam folat per hari selama minimal 90–120 hari. Kedua suplemen ini efektif mencegah anemia dan mendorong pembentukan sel darah dan jaringan janin.
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Ibu Hamil KEK
Ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) mendapat PMT berupa makanan tambahan tinggi energi, protein, dan zat besi. Misalnya campuran kacang hijau, telur, ikan, dan sayuran. Tujuannya mendukung kenaikan berat badan ibu dan pertumbuhan janin yang optimal.
Artikel Lainnya: 5 Contoh Menu PMT Stunting: Resep Bergizi & Praktis Dibuat
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir
Proses IMD dengan meletakkan bayi di dada ibu dalam 1 jam pertama ternyata bermanfaat besar untuk ikatan ibu dan anak, memicu keluarnya hormon oksitosin, serta meningkatkan kolostrum dan keberhasilan ASI eksklusif. Kolostrum kaya nutrisi dan antibodi, sangat penting untuk imunisasi pascakelahiran.
5. Promosi dan Dukungan ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama
WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan untuk mendukung pertumbuhan dan menurunkan risiko infeksi. Data RISKESDAS 2021 menunjukkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia baru 52,5%, turun drastis pasca-COVID-19. Konseling laktasi dan dukungan lingkungan sangat dibutuhkan untuk mendorong praktik ini.
6. Suplementasi Vitamin A untuk Ibu Nifas
Setelah persalinan, ibu nifas mendapat dosis tinggi vitamin A (200.000 IU) untuk memperkuat daya tahan tubuh, mencegah infeksi, dan meningkatkan kualitas ASI. Vitamin A juga berperan dalam mempertahankan epitel dan sistem imun ibu dan bayi.
7. Pemberian MPASI yang Berkualitas, Adekuat, Aman, dan Tepat Waktu
Usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan MPASI adekuat yang kaya energi, protein (khususnya protein hewani seperti telur, daging, ikan), dan mikronutrien. MPASI diberikan secukupnya dan sesuai tekstur dan tahapan usia. Pendampingan KPeople sebagai orang tua tentang higiene pangan dan metode pemberian makanan sangat penting.
8. Suplementasi Vitamin A untuk Balita
Vitamin A juga rutin diberikan pada anak balita (6–59 bulan), setiap 6 bulan sekali (100.000 IU anak <12 bulan, 200.000 IU untuk 12–59 bulan). Suplementasi ini mencegah kemungkinan infeksi berat dan komplikasi mata.
Artikel Lainnya: Rekomendasi Vitamin Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal
9. Suplementasi Zinc untuk Penanganan Diare
Zinc sangat efektif untuk membantu menyembuhkan diare dan mencegah kekambuhan. WHO merekomendasikan dosis 20 mg per hari selama 10–14 hari (10 mg/hari untuk usia <6 bulan) pada anak dengan diare. Suplementasi zinc bukan hanya memperpendek durasi diare, tapi juga memperkuat imunitas usus.
10. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan secara Rutin di Posyandu/Faskes
Pemantauan berat badan dan tinggi badan secara rutin (setiap 1–3 bulan) di Posyandu atau fasilitas kesehatan (faskes) sangat penting. Deteksi dini memungkinkan intervensi cepat (konseling gizi, rujukan medis) jika terjadi penurunan berat badan atau lambatnya pertumbuhan tinggi badan.
11. Tata Laksana Anak dengan Masalah Gizi Kurang & Gizi Buruk
Anak dengan malnutrisi ringan hingga sedang mendapat edukasi dan makanan tambahan seimbang. Sedangkan anak gizi buruk (severe acute malnutrition/SAM) ditangani dengan terapi khusus, seperti F-75 dan F-100 di fasilitas kesehatan, dan pemantauan ketat hingga kenaikan berat badan memadai.
Kesimpulan
Intervensi gizi spesifik pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) diarahkan pada bumil, busui, bayi baru lahir dan balita untuk mencegah stunting. Dari 11 komponen, intervensi ini berkontribusi hingga 30% penurunan kasus stunting bila dilaksanakan secara konsisten.
Untuk informasi lebih lanjut tentang kesehatan anak, kunjungi Informasi Seputar Kesehatan Anak Terbaru. Nantinya, KPeople juga bisa mendapatkan sejumlah tips kesehatan yang lengkap di aplikasi KPoin.
Jangan lupa juga untuk download aplikasi KPoin untuk melihat jumlah poin yang telah terkumpul serta dapatkan berbagai manfaat dan informasi kesehatan lainnya.
Melalui aplikasi Kpoin, KPeople dapat mengumpulkan poin dari setiap transaksi produk Kalbe dan menukarkannya dengan hadiah menarik seperti voucher belanja, saldo e-wallet hingga pulsa token listrik. Pelajari lebih lanjut Apa Itu Poin Loyalty Program Kpoin!
Referensi:
- KlikDokter. Nutrisi untuk Anak Stunting yang Wajib Dipenuhi. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/nutrisi-untuk-anak-stunting-yang-wajib-dipenuhi
- KlikDokter. Mengenal Stunting: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/penyebab-dan-cara-mencegah-stunting-pada-anak
- Kementerian Sekretariat Negara. Pekan ASI Eksklusif Momen Ingatkan Bahaya Stunting. Diakses dari https://stunting.go.id/pekan-asi-eksklusif-momen-ingatkan-bahaya-stunting/
- Kemenkes. 11 Intervensi Spesifik Atasi Stunting Telah Dilaksanakan di Daerah, 2 Di Antaranya Melebihi Target. Diakses dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230623/1543354/11-intervensi-spesifik-atasi-stunting-telah-dilaksanakan-di-daerah-2-di-antaranya-melebihi-target/
- Cegah Stunting. Intervensi Spesifik. https://cegahstunting.id/intervensi/intervensi-spesifik/
- WHO. Zinc supplementation in the management of diarrhoea. Diakses dari https://www.who.int/tools/elena/interventions/zinc-diarrhoea
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.