HomeArtikelKesehatan Anak

Diare pada Anak: Penyebab, Gejala & Kapan Harus ke Dokter

Diare pada Anak: Penyebab, Gejala & Kapan Harus ke Dokter

Kesehatan Anak

Diare pada Anak: Penyebab, Gejala & Kapan Harus ke Dokter

profile-Siti Nurmayani Putri

Penulis: Siti Nurmayani Putri

Selasa, 10 Juni 2025

Rating Artikel 0/5

|

0

Bagikan

*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter


Diare atau dalam bahasa sehari-hari disebut mencret, pada anak merupakan kondisi umum namun bisa menyebabkan kekhawatiran besar bagi orang tua. Anak dengan diare mengalami buang air besar cair lebih sering dari biasanya. 


Tidak hanya mengganggu aktivitas dan kenyamanan anak, diare juga bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit penting secara cepat. Oleh karenanya, memahami penyebab, gejala, hingga pencegahannya sangat penting. Mari kita simak selengkapnya lewat artikel di bawah ini.


Artikel lainnya: Sumber Probiotik dan Bakteri Baik untuk Pencernaan Anak


Penyebab Umum Diare pada Anak


Diare bisa disebabkan oleh berbagai hal. Berikut beberapa hal yang bisa mengakibatkan anak mengalami diare:


1. Infeksi Virus


Virus adalah penyebab paling sering diare pada anak. Berikut beberapa virus yang bisa mengakibatkan anak mengalami diare:


  • Rotavirus: penyebab utama diare parah pada balita, menyebabkan buang air besar cair, muntah, dan demam
  • Norovirus dan Adenovirus juga sering memicu diare pada anak


2. Infeksi Bakteri


Bakteri tertentu bisa menyebabkan diare berdarah atau berlendir, seperti bakteri E. coli, Salmonella, Shigella, dan Campylobacter adalah jenis bakteri yang paling umum menyebabkan diare.


3. Infeksi Parasit


Parasit, seperti Giardia lamblia dan Cryptosporidium sering ditemukan pada anak yang minum dari air tercemar atau kontak tinja. Kedua jenis parasit ini juga bisa menyebabkan diare pada anak.


4. Keracunan Makanan


Makanan atau minuman yang terkontaminasi mengundang bakteri, virus, atau parasit ke dalam saluran pencernaan, sehingga menghasilkan diare.


5. Alergi Makanan atau Intoleransi


Alergi makanan atau intoleransi laktosa ternyata dapat menyebabkan diare jika anak mengonsumsi susu atau produk turunannya. Ini disebabkan oleh tubuh yang kesulitan mencernanya.


6. Efek Samping Antibiotik


Antibiotik bisa membunuh bakteri baik di usus sehingga dapat menyebabkan diare. Kondisi ini sering disebut diare akibat antibiotik.


Gejala Diare pada Anak yang Perlu Diperhatikan



Diare bukan hanya soal frekuensi, tapi juga tandanya. Berikut beberapa gejala yang perlu Kpeople perhatikan:


  • Peningkatan Frekuensi BAB: BAB lebih sering, bahkan setiap beberapa jam
  • Konsistensi Feses: Dari cair, mungkin berlendir atau berdarah, tergantung penyebabnya
  • Warna Feses: Variasi yang bisa terjadi: kuning, hijau, putih pucat, atau merah/hitam (tanda serius)
  • Nyeri atau Kram Perut: Anak mungkin menahan perutnya atau tampak tidak nyaman
  • Demam: Bisa ringan sampai tinggi, tergantung infeksi
  • Mual dan Muntah: Satu atau keduanya sering menyertai
  • Nafsu Makan Menurun: Sulit makan bahkan makanan favorit
  • Rewel dan Lesu: Anak tampak lelah, tidak semangat, atau lebih rewel dari biasanya


Artikel Lainnya: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak


Bahaya Utama Diare: Dehidrasi pada Anak


Diare bisa menyebabkan dehidrasi, yaitu tubuh kekurangan cairan dan garam penting. Ini merupakan komplikasi paling berbahaya, karena bisa menurunkan kestabilan tubuh dan menimbulkan komplikasi berat.


Mengapa Dehidrasi Berbahaya?


Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, selama diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Hal ini bisa mengakibatkan dehidrasi. 


Ketika tubuh mengalami dehidrasi, ini dapat menurunkan volume darah, sehingga tekanan darah turun dan dapat menyebabkan syok. Selain itu, ketidakseimbangan elektrolit juga dapat memengaruhi jantung dan sistem saraf.


Tanda-Tanda Dehidrasi saat Diare


Berikut beberapa tanda dehidrasi saat diare yang perlu diperhatikan pada buah hati:


  1. Dehidrasi Ringan dengan gejala mulut kering, kurang ceria, pipis sedikit.
  2. Dehidrasi Sedang dengan tanda mata cekung, haus, rewel, pipis makin jarang.
  3. Dehidrasi Berat ditandai dengan anak sangat lemas, sulit dibangunkan, tidak pipis selama 8–12 jam, denyut jantung cepat, kulit dingin.


Cara Mengatasi Diare pada Anak di Rumah (Penanganan Awal)


Penanganan di rumah bertujuan mencegah dehidrasi dan mempercepat pemulihan. Berikut langkah-langkahnya:


1. Rehidrasi dengan Oralit 



Untuk menghindari terjadinya dehidrasi, KPeople perlu memastikan si kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup. Coba untuk memberikan oralit atau campuran gula dan garam dalam air. 


Menurut WHO, rehidrasi dengan oralit bisa menurunkan kematian akibat diare hingga 93%. Dianjurkan untuk memberikannya secara teratur. Pada bayi, coba berikan sedikit demi sedikit tiap menit. Sedangkan untuk anak usia besar, coba ½–1 gelas setiap BAB cair.


2. Pemberian Suplemen Zinc


Pemberian suplemen zinc juga bisa dijadikan sebagai salah satu cara mengatasi diare pada anak. WHO dan IDAI merekomendasikan pemberian suplemen zinc sebanyak 10–20 mg/hari selama 10–14 hari. Hal ini dapat mengurangi durasi 25% dan volume feses 30%


3. Lanjutkan Pemberian ASI atau Susu Formula


Saat anak diare, tetap dianjurkan untuk pemberian ASI atau susu formula. Pasalnya, ASI mengandung cairan dan nutrisi penting yang bisa mencegah dehidrasi dan mencukupi kebutuhan nutrisi anak. 


Artikel lainnya: Susu UHT vs Susu Formula: Mana Lebih Baik Bagi Balita?


4. Pemberian Makanan yang Tepat


KPeople perlu memerhatikan asupan makanan saat anak mengalami diare. Coba terapkan BRAT diet dengan memberikan pisang, nasi, saus apel, dan roti tawar. Pilih makanan lunak dan mudah dicerna, hindari yang tinggi lemak, gula, pedas.


5. Istirahat yang Cukup


Istirahat membantu tubuh memfokuskan energi untuk melawan infeksi dan pemulihan. Untuk itu, pastikan si kecil mendapatkan istirahat yang cukup, ya!


Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?


Walau banyak kasus bisa ditangani di rumah, beberapa kondisi butuh evaluasi medis segera:


  • Tanda dehidrasi (mata cekung, pipis jarang, mulut sangat kering).
  • Demam sangat tinggi atau tak kunjung turun.
  • BAB berdarah/berwarna hitam.
  • Muntah terus-menerus.
  • Tidak bisa minum sama sekali.
  • Nyeri perut hebat.
  • Anak sangat lemas atau sulit dibangunkan.
  • Diare tidak membaik setelah 1–2 hari (bayi) atau 2–3 hari (balita)


Artikel Lainnya: Cara Mengatasi Diare Anak di Rumah & Kapan Perlu ke Dokter?


Tips Mencegah Diare pada Anak


Pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati. Terapkan hal-hal berikut:


  • Menjaga Kebersihan Tangan: Cuci tangan pakai sabun: sebelum makan atau menyiapkan makanan, dan setelah ke kamar mandi atau ganti popok
  • Memastikan Kebersihan Makanan dan Minuman: Gunakan air matang/bersih, masak makanan hingga matang.
  • Pemberian ASI Eksklusif: Menyusui selama 6 bulan penuh dapat meningkatkan kekebalan & mencegah diare
  • Vaksinasi Rotavirus: Efektif mencegah diare parah akibat rotavirus hingga 90%
  • Menjaga Kebersihan Lingkungan: Disinfeksi permukaan, jauhkan anak dari sumber infeksi dan hindari main air setelah mereka sembuh


Kesimpulan


Diare alias buang air besar cair merupakan gangguan pencernaan yang umum terjadi pada anak. Penyebabnya bisa dari virus, bakteri, parasit, keracunan makanan, alergi, hingga efek antibiotik. Gejala khas seperti frekuensi BAB naik, perubahan warna dan konsistensi feses, serta nyeri dan demam perlu diwaspadai. Risiko terbesar adalah dehidrasi—tanda mulut kering, mata cekung, jarang pipis, dan anak rewel atau lemas.


Penanganan awal di rumah yang bisa dilakukan mulai dari rehidrasi menggunakan oralit, suplemen zinc, lanjutkan ASI/susu formula, beri makanan lunak, dan pastikan anak istirahat cukup. Bawa ke dokter bila muncul tanda berat atau tak kunjung membaik.


Selalu kenali tanda bahaya dan segera cari pertolongan medis jika diperlukan. Untuk informasi seputar kesehatan anak lainnya, kunjungi Informasi seputar kesehatan anak. KPeople dapat mengeksplorasi berbagai tips hidup sehat lainnya untuk si buah hati.


Selain itu, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen KPeople menggunakan produk dan layanan kesehatan Kalbe, KPeople berkesempatan mendapatkan poin untuk setiap pembelian produk atau layanan kesehatan dari Kalbe. Tentunya poin yang terkumpul tersebut dapat ditukarkan dengan beragam hadiah seru seperti diskon, voucher belanja hingga saldo e-wallet.


Penasaran seperti cara daftar dan kumpulkan poin loyalty KPoin? Baca detail informasi Poin Loyalty Program Kalbe sekarang juga dan jangan lupa unduh aplikasi KPoin untuk melihat jumlah poin yang sudah terkumpul dan informasi promo terbaru.


Referensi:


  • KlikDokter. Yuk, Kenali Pertolongan Pertama pada Anak Diare. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/yuk-kenali-pertolongan-pertama-pada-anak-diare
  • KlikDokter. Cara Cepat Hentikan Diare pada Anak. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/cara-cepat-hentikan-diare-pada-anak
  • KlikDokter. Hal-Hal yang Bikin Anak Mudah Terserang Diare. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/hal-hal-yang-bikin-anak-mudah-terserang-diare
  • IDAI. Bagaimana Menangani Diare pada Anak. Diakses dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak
  • WHO. Children <5 years with diarrhoea receiving oral rehydration solution (ORS) and zinc supplement. Diakses dari https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/children-5-years-with-diarrhoea-receiving-oral-rehydration-solution-(ors)-and-zinc-supplement
  • Mayo Clinic. Rotavirus. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rotavirus/symptoms-causes/syc-20351300
  • Health Direct. Diarrhoea in children. Diakses dari https://www.healthdirect.gov.au/diarrhoea-in-children
  • Johns Hopkins. Diarrhea in Children. Diakses dari https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea-in-children

Komentar

empty-state-comment

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!

Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.