
Parenting Anak
Anak Tantrum? Pahami Penyebab & Cara Tepat Mengatasinya

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Kamis, 26 Juni 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter
Setiap orang tua, termasuk KPeople pasti pernah menghadapi momen ketika anaknya larut dalam ledakan emosi alias tantrum. Fenomena ini umumnya dialami oleh balita, terutama pada tahap perkembangan anak (usia 1–4 tahun).
Tantrum merupakan bentuk ekspresi frustrasi ketika anak belum mampu mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata. Meskipun terlihat dramatis, namun tantrum adalah fase perkembangan normal. Akan tetapi, jika tidak dikelola dengan baik, bisa jadi rutin dan menyulitkan.
Artikel lainnya: Tips Mengatasi Anak Tantrum saat Mudik
Apa Sebenarnya Tantrum Itu?
Tantrum adalah ledakan emosional, termasuk menangis, teriak, mengamuk, atau menjatuhkan diri. Ini merupakan respons anak terhadap rasa frustrasi, ketidaknyamanan, atau ketidakmampuan untuk menyampaikan kebutuhan.
Anak-anak umumnya mengalami tantrum di tahap balita karena kontrol emosi dan kemampuan bicara yang masih berkembang. Menurut Johns Hopkins, tantrum muncul akibat ketidaksempurnaan kemampuan komunikasi dan ekspresi yang belum matang. Biasanya muncul antara usia 1 hingga 3 tahun dan menurun saat anak belajar menyampaikan keinginannya.
Mengapa Anak (Terutama Balita) Mengalami Tantrum?
Beberapa penyebab umum tantrum pada balita antara lain:
- Keterbatasan Bahasa dan Kemampuan Komunikasi. Anak yang belum bisa bicara dengan lancar sering frustasi ketika tak mampu menyampaikan rasa lapar, sakit, atau adanya permintaan
- Perkembangan Emosi yang Belum Matang (Sulit mengelola frustrasi). Balita belum memiliki strategi berpikir rasional dan ekspresi yang tepat. Ketika menghadapi batasan, seperti larangan atau kegagalan, mereka langsung meledak dalam emosi
- Kebutuhan Dasar Tidak Terpenuhi (Lapar, Haus, Lelah, Mengantuk, Tidak Nyaman). Kebanyakan tantrum terjadi saat anak lelah, lapar, atau bosan. Terkadang, kondisi fisik yang kurang ideal dapat memicu balita marah
- Keinginan untuk Mandiri vs. Keterbatasan Kemampuan. Usia 1–4 tahun adalah fase eksplorasi dan kemandirian tinggi. Akan tetapi, saat ketika keinginan itu terbentur keterbatasan, muncul konflik batin yang berujung ledakan emosi
- Mencari Perhatian. Anak bisa saja cari perhatian dengan cara ekstrem. Menurut CDC, tantrum bisa jadi strategi untuk menarik perhatian orang tua
Dari sini bisa KPeople pahami bahwa penyebab tantrum bersifat multifaktorial, mulai dari fisik, sosial emosional, dan kognitif.
Jenis-Jenis Tantrum
Terdapat dua jenis utama tantrum yang dapat dialami oleh si kecil. Berikut di antaranya:
1. Frustration Tantrum
Kondisi ini terjadi ketika anak belum bisa mengekspresikan perasaan. Misalnya, ketika gagal memasukkan mainan ke dalam kotak, mereka merasa frustasi dan meledak marah. Ini wajar karena mereka belum belajar secara verbal untuk menyampaikan keinginan atau rasa kecewa.
2. Manipulative Tantrum
Manipulasi tantrum terjadi saat anak sedang mencoba “negosiasi” emosi, yang bisa terjadi karena permintaan ditolak atau ingin mendapatkan sesuatu. Mereka menangis dan berteriak berharap orang tua menyerah. Dianjurkan untuk tidak menuruti tuntutan ini agar tidak memperkuat pola negatif dari tantrum.
Langkah-Langkah Efektif Mengatasi Anak Saat Tantrum
Saat anak mulai tantrum, orang tua bisa melakukan beberapa hal. Ini dia langkah strategis untuk mengatasi anak tantrum:
1. Tetap Tenang (Kunci Utama!)
Jangan ikut terpancing emosi. Tetap tenang, bernafas secara dalam sebelum merespons merupakan cara untuk mengatasi anak tantrum. Kunci utama dalam situasi tantrum, yang terbaik kadang adalah diam dan jangan terpancing.
2. Pastikan Keamanan Anak
Jauhkan dari benda berbahaya, seperti jarum, sofa tajam, tangga. Disarankan untuk menggendong dan mengamankan anak saat kondisi membahayakan.
3. Validasi Perasaan Anak
Untuk balita di usia (3–4 tahun), coba validasi perasaan anak. Mengakui bukan berarti menyetujui permintaan, tetapi menunjukkan empati.
Artikel Lainnya: Cara Efektif Mengelola Emosi Saat Menghadapi Tantrum Balita
4. Abaikan Perilaku
Jika tantrum sekadar untuk mendapat perhatian dan tidak berbahaya, cobalah abaikan perilaku. Jangan menatap atau meresponsnya, namun tetap awasi dari jauh.
5. Alihkan Perhatian (Distraksi)
Tawarkan aktivitas dan mainan lainnya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian. Akan tetapi, hindari menjadikannya sebagai “sogokan” setiap kali terjadi tantrum. Alihkan dengan hal positif memberi pengertian dan mengurangi intensitas.
6. Hindari Menyerah pada Tuntutan Tidak Wajar
Jika orang tua menyerah, anak akan belajar bahwa tantrum mendatangkan hasil. Oleh karena itu, ada baiknya untuk konsisten dan tidak memberi reward emosional saat tantrum.
7. Bicarakan Setelah Anak Tenang
Setelah tenang, jelaskan batasan dan alternatif. Ajarkan anak untuk mengucapkan kata tolong atau meminta izin.
Tips Mencegah Terjadinya Tantrum pada Anak
Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada menenangkan. Berikut tips mencegah terjadinya tantrum pada anak:
- Pastikan Kebutuhan Dasar Anak Terpenuhi. Jangan menunda makan atau tidur yang sering menjadi titik pemicu utama
- Berikan Perhatian Positif yang Cukup. Saat anak bermain baik, puji dan peluk sebagai reinforcement positif
- Kenali Pemicu Tantrum Anak dan Hindari Jika Mungkin. Ruangan ramai, makanan baru, atau suasana yang terlalu cepat berpindah bisa memicu. Susun aktivitas dengan rutin agar tidak mendadak
- Berikan Pilihan Terbatas untuk Memberi Rasa Kontrol. Memberi kendali kecil tetapi berarti bagi anak
- Ajarkan Anak Mengelola Emosi Sejak Dini dengan bernapas dalam, menghitung, atau menyebutkan emosi (marah, sedih, bahagia) saat tenang
- Jaga Konsistensi Aturan dan Batasan. Apapun konteksnya, baik itu di rumah, pasar, atau taman, respon orang tua harus sama. Konsistensi membuat anak tahu apa yang diharapkan
Artikel Lainnya: Tips Membentuk Kebiasaan Positif pada Anak Balita Sejak Dini
Kapan Tantrum Perlu Diwaspadai dan Dikonsultasikan ke Profesional?
Walau tantrum wajar di usia balita, waspadai jika terjadi hal-hal berikut ini:
- Terlalu sering (lebih dari 5x sehari), sangat intens, atau berlangsung lama (>25 menit)
- Anak menyakiti diri sendiri atau orang lain secara agresif
- Masih terjadi saat usia masuk sekolah (3,5–4 tahun ke atas)
- Terjadi indikasi gangguan bicara atau paralel kondisi perilaku lainnya, seperti autisme atau cemas
Jika ini terjadi, konsultasikan pada dokter anak atau psikolog anak untuk evaluasi dan intervensi lebih lanjut.
Kesimpulan
Tantrum, baik karena lapar, lelah, bosan, frustrasi, atau cari perhatian adalah bagian alami dari tahap perkembangan anak usia 1–4 tahun. Pendekatan efektif mencakup kesabaran, validasi emosi, konsistensi, serta strategi seperti distraksi, time‑out yang hati‑hati, dan konsistensi orang tua. Semakin anak belajar menyampaikan lewat kata, semakin sedikit tantrum terjadi.
Selalu kenali tanda bahaya dan segera cari pertolongan medis jika diperlukan. Untuk informasi seputar parenting anak lainnya, kunjungi Informasi seputar Parenting Anak Terbaru. KPeople dapat mengeksplorasi berbagai tips lain pengasuhan anak.
Selain itu, ikuti program loyalitas Kpoin di mana Kpeople berkesempatan mendapatkan poin dari setiap pembelanjaan produk dan layanan kesehatan Kalbe. Jangan lupa, tukarkan poin tersebut dengan hadiah menarik dan potongan harga pembelian berikutnya.
Pelajari lebih lanjut lanjut Apa Itu Poin Loyalty KPoin dan jangan lupa unduh aplikasi KPOIN di App Store atau Google Play Store sekarang juga untuk melihat jumlah poin yang telah terkumpul serta info promo terbaru.
Referensi:
- KlikDokter. Cara Tepat untuk Mengatasi Anak Tantrum. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/cara-tepat-untuk-mengatasi-anak-tantrum
- KlikDokter. Kenali Fase Tantrum pada Anak. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/kenali-fase-tantrum-pada-anak
- KlikDokter. Jangan Panik Saat Anak Tantrum, Kenali Nilai Positifnya. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/jangan-panik-saat-anak-tantrum-kenali-nilai-positifnya
- Johns Hopkins Medicine. Temper Tantrums. Diakses dari https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/temper-tantrums
- WebMD. Got Tantrums? Try Talking Like a Toddler. Diakses dari https://www.webmd.com/parenting/features/tantrums-talk-like-toddler
- Healthline. How to Deal with Tantrums in Your 3-Year-Old. Diakses dari https://www.healthline.com/health/childrens-health/3-year-old-tantrums
- WebMD. How to Handle a Temper Tantrum. Diakses dari https://www.webmd.com/parenting/child-tantrum-behavior-disorder
- CDC. Positive Parenting Tips: Toddlers (2–3 years old). Diakses dari https://www.cdc.gov/child-development/positive-parenting-tips/toddlers-2-3-years.html
- Parenting Style. 7 Steps On How To Deal With 2-Year-Old Tantrums. Diakses dari https://www.parentingstyles.com/child-development/temper-tantrum/2-year-old/
- Mayo Clinic. Temper tantrums in toddlers: How to keep the peace. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/tantrum/art-20047845
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.