
Parenting Anak
Cara Atasi Tantrum pada Anak Autis dengan Strategi Khusus
Penulis: Siti Nurmayani Putri
Senin, 30 Juni 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter
Mengasuh anak dengan kondisi Autism Spectrum Disorder (ASD) memberikan tantangan tersendiri bagi orang tua, terlebih ketika mereka sedang tantrum. Selain mengetahui cara yang tepat untuk menanganinya, Kpoeple selaku orang tua juga perlu memahami perbedaan meltdown vs tantrum yang sekilas terlihat mirip, tapi sebenarnya kedua kondisi ini berbeda.
Lantas, apa perbedaannya? Mari ketahui penyebab dan cara menanganinya dengan tepat lewat ulasan di bawah ini.
Artikel lainnya: Mengenal Prinsip Parenting, Jenis & Tips Pola Asuh Terbaik
Sekilas Perbedaan Tantrum Biasa dan Meltdown pada Anak Autis
Secara umum, tantrum adalah respons emosional yang sering kali bertujuan untuk meminta sesuatu atau menghindari situasi tertentu. Anak masih memiliki kontrol meskipun terasa kuat.
Sebaliknya, meltdown terjadi akibat kelebihan rangsangan sensorial, emosional, atau informasi, sehingga anak kehilangan kontrol penuh, bukan karena manipulasi. Berikut hal yang membedakan antara tantrum dengan meltdown:
- Tantrum: Biasanya terjadi saat anak ingin sesuatu, misalnya mendapatkan mainan, minta perhatian, atau ingin menolak aktivitas. Dalam kondisi ini, anak tetap ada ruang untuk negosiasi.
- Meltdown: Terjadi saat sensory overload (kelebihan rangsangan sensori) yang datang tumpah-ruah, seperti suara keras, cahaya tajam, atau tekanan emosional. Anak tidak bermaksud untuk manipulatif, tetapi sistem sarafnya sudah “jenuh”.
Perbedaan ini sangat penting karena strategi pencegahan dan penanganannya berbeda, terutama saat menerapkan teknik de-eskalasi.
Pemicu Umum Tantrum/Meltdown pada Anak dengan Autisme
Setiap anak bisa memiliki pemicu yang berbeda, namun berikut adalah beberapa faktor yang paling sering ditemukan:
1. Sensory Overload
Banyak anak dengan ASD sensitif terhadap stimulasi, misalnya suara bising, lampu neon berkedip, tekstur pakaian, bau makanan, atau keramaian. Jika lingkungan tidak disesuaikan, risiko meltdown meningkat drastis.
2. Kesulitan Komunikasi (Verbal/Non‑verbal)
Anak yang kesulitan mengungkapkan kebutuhan atau perasaan mudah merasa frustrasi. Kesulitan ini menjadi salah satu pemicu utama tantrum, apalagi jika belum terbiasa dengan komunikasi alternatif, seperti gambar, isyarat, atau AAC (Augmentative and Alternative Communication).
3. Perubahan Rutinitas atau Kejutan
Anak dengan ASD umumnya sangat bergantung pada rutinitas karena memberikan rasa aman dan prediktabilitas. Perubahan kecil, seperti pergi ke tempat baru atau jadwal mendadak yang bisa memicu stres dan akhirnya memicu tantrum atau meltdown.
4. Kelelahan atau Kondisi Fisik
Kurang tidur, lapar, atau sakit ringan bisa menurunkan toleransi terhadap stres dan meningkatkan risiko ledakan emosi.
5. Kecemasan atau Frustrasi Sosial
Interaksi sosial, aturan di sekolah, atau tugas yang menuntut bisa memicu kecemasan tinggi. Intervensi perilaku seperti ABA (Applied Behavior Analysis) membantu anak mempelajari keterampilan adaptif, tapi tekanan bisa memicu tantrum bila tak terkelola.
Artikel Lainnya: Tips Mengatasi Anak Tantrum saat Mudik
Cara Menangani Tantrum/Meltdown Saat Terjadi
Saat anak sudah berada di puncak tantrum atau meltdown, berikut langkah-langkah penting:
1. Utamakan Keselamatan
Pastikan lingkungan aman, jauhkan benda-benda yang berbahaya dan potensi bahaya jika anak bergerak tak terkendali. Jika anak cenderung jatuh atau melukai diri, pegang dengan lembut tapi tegas untuk mengurangi risiko.
2. Tetap Tenang dan Sabar
Sikap orang dewasa sangat memengaruhi. Suara tenang dan gerakan lambat membantu menurunkan kecemasan. Ini bagian dari strategi de-eskalasi.
3. Kurangi Rangsangan Sensori
Membawa anak ke ruang lebih tenang, meredupkan lampu, dan menjauhkan suara keras bisa membantu mereka berhenti overload. Jika punya quiet corner, manfaatkan selimut, bantal, atau lampu temaram untuk membantu relaksasi.
4. Gunakan Bahasa Sederhana
Hindari banyak bicara saat anak dalam kondisi puncak stres. Instruksi sederhana seperti “sini” atau “pegang aku” lebih efektif.
5. Beri Bantuan Tenang yang Disukai Anak
Teknik seperti deep pressure, misalnya pelukan erat, ayunan lembut, atau benda favorit bisa menenangkan sistem sensorik. Perhatikan apa yang menenangkan anak dan gunakan saat dibutuhkan.
6. Jangan Menghukum
Anak dalam kondisi sedang meltdown tidak bisa dikendalikan. Hukuman atau kemarahan hanya akan memperparah kecemasan dan memperlama proses de-eskalasi.
7. Tunggu sampai Anak Tenang
Beri waktu sampai anak benar-benar stabil sebelum mengajak berinteraksi kembali. Setelah tenang, bisa diteruskan dengan pendekatan lebih lembut menggunakan visual supports atau social story untuk membantu mereka memahami situasinya.
Artikel Lainnya: Cara Efektif Mengelola Emosi Saat Menghadapi Tantrum Balita
Tips Pencegahan Tantrum/Meltdown pada Anak Autis
Untuk mencegah tantrum atau meltdown, berikut langkah yang bisa dilakukan KPeople sebagai orang tua:
- Kenali pemicu spesifik: amati pola tantrum atau meltdown melalui catatan harian
- Ciptakan lingkungan yang mendukung sensori: lampu lembut, dinding peredam suara, dan sediakan quiet corner
- Gunakan komunikasi alternatif: gambar, papan komunikasi, atau AAC sangat membantu
- Pastikan kebutuhan dasar anak terpenuhi: tidur cukup, makan tepat waktu, istirahat cukup secara konsisten
- Ajarkan teknik menenangkan diri: misalnya menarik napas dalam atau memeluk diri sendiri
- Intervensi perilaku seperti ABA sangat membantu mengajarkan keterampilan adaptif dan regulasi emosi.
Kesimpulan
Mengelola tantrum dan meltdown pada anak dengan Autism Spectrum Disorder menuntut pemahaman berbeda, membedakan mana yang reaktif karena tujuan, dan mana yang disebabkan oleh beban sensorik atau emosional.
Adapun bentuk penanganannya meliputi lingkungan tenang, komunikasi alternatif, strategi de‑eskalasi, dan membangun keterampilan melalui terapi perilaku. Selain itu, perlu dukungan konsisten dari pengasuh dan terapis anak berkebutuhan khusus, agar anak bisa belajar cara menghadapi situasi sulit dengan lebih baik.
Dapatkan informasi lebih lanjut tentang parenting dengan mengunjungi Informasi seputar Parenting Anak Terbaru. KPeople dapat mengeksplorasi berbagai tips hidup sehat lainnya untuk si buah hati.
Tidak hanya itu, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen KPeople menggunakan produk dan layanan kesehatan Kalbe, KPeople berkesempatan mendapatkan poin untuk setiap pembelian produk atau layanan kesehatan dari Kalbe. Tentunya poin yang terkumpul tersebut dapat ditukarkan dengan beragam hadiah seru seperti diskon, voucher belanja hingga saldo e-wallet.
Penasaran seperti cara daftar dan kumpulkan poin loyalty KPoin? Baca detail informasi Poin Loyalty Program Kalbe sekarang juga dan jangan lupa unduh aplikasi KPoin untuk melihat jumlah poin yang sudah terkumpul dan informasi promo terbaru.
Referensi:
- KlikDokter. Cara Tepat untuk Mengatasi Anak Tantrum. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/cara-tepat-untuk-mengatasi-anak-tantrum
- Sekolah Luar Biasa Autisma. 6 Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak Autis di SLB Autisma YPPA Padang. Diakses dari https://www.slbautisma-yppapadang.sch.id/artikel/detail/151687/6-cara-mengatasi-tantrum-pada-anak-autis-di-slb-autisma-yppa-padang/Artikel
- Home Schooling. Atasi Tantrum Pada Anak Autis. Diakses dari https://sekolahku.sch.id/2023/06/28/atasi-tantrum-pada-anak-autis/
- Healthline. When My Autistic Son Melts Down, Here’s What I Do. Diakses dari https://www.healthline.com/health/autism/what-to-do-autism-meltdown
- Psychological Today. What Is the Difference Between a Meltdown and a Tantrum?. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/what-to-say-next/202105/what-is-the-difference-between-a-meltdown-and-a-tantrum
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.



