
Parenting Anak
Mengenal Pola Asuh Permisif: Ciri & Dampaknya pada Anak

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Rabu, 25 Juni 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter
Pola asuh atau parenting anak merupakan fondasi penting dalam perkembangan anak. Salah satu gaya yang semakin sering ditemui adalah pola asuh permisif atau indulgent parenting. Orang tua permisif cenderung mengutamakan kasih sayang dan kebebasan, namun kerap abai menetapkan aturan dan batasan.
Meski dilandasi niat baik, gaya ini berpotensi menghambat tumbuhnya disiplin anak, regulasi emosi, tanggung jawab, dan kemandirian. Yuk, ketahui selengkapnya seluk‑beluk pola asuh permisif, hingga tips untuk memperbaikinya yang bisa KPeople coba.
Artikel lainnya: Generasi Alpha: Ciri, Tantangan, dan Tips Parenting Efektif
Apa Itu Pola Asuh Permisif?
Pola asuh permisif (indulgent parenting) adalah gaya keibuan atau keayahan di mana orang tua sangat responsif secara emosional, namun minim tuntutan atau kontrol terhadap perilaku anak.
Mereka memberi keleluasaan besar, namun sedikit menetapkan aturan atau batasan. Sebutan “permissive” sendiri mencerminkan sikap membiarkan anak bebas bertindak, sekalipun belum mampu mengambil keputusan tepat.
Ciri‑ciri pola asuh permisif di antaranya:
- Kata “tidak” jarang terdengar, hampir semua keinginan anak dipenuhi
- Batasan kurang jelas, sehingga anak tidak belajar aturan sosial
- Konsekuensi minim, kesalahan diabaikan atau dikompensasi dengan hadiah
- Berperan seperti teman, bukan otoritas sehingga orang tua lebih seperti sahabat anak
- Impuls kontrol rendah, anak jadi kurang disiplin diri dan sering bertindak berdasarkan keinginan sesaat
Mengapa Beberapa Orang Tua Menerapkan Pola Asuh Permisif?
Beberapa faktor mendorong orang tua memilih pola asuh ini adalah:
- Takut anak tidak bahagia. Banyak orang tua percaya kebebasan membawa kebahagiaan
- Pengalaman masa kecil sendiri atau orang tua yang pernah kekurangan kontrol atau kasih sayang ingin memastikan anak tidak merasakan hal serupa
- Kurangnya pengetahuan karena tidak semua orang tua menyadari pentingnya menetapkan aturan dan batasan dalam pola asuh
Studi dari Jurnal Warna Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini menunjukkan, orang tua menerapkan pemberian keleluasaan karena refleksi terhadap masa lalu dan keinginan merespon stres sehari‑hari serta tuntutan yang mengganggu rasa nyaman pada anak.
Artikel Lainnya: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk Indonesia Emas 2045
Perbedaan Pola Asuh Permisif dengan Gaya Lain
Pada dasarnya, terdapat beberapa gaya utama pola asuh yang sering diterapkan. Berikut di antaranya:
- Pola Asuh Otoriter: keras, disiplin tinggi tanpa penjelasan, dan fokus pada kepatuhan
- Pola Asuh Demokratis (Otoritatif): seimbang antara kasih sayang, komunikasi, serta aturan dan konsekuensi; dianggap paling ideal untuk membentuk disiplin, tanggung jawab, dan regulasi emosi anak
- Pola Asuh Abai (uninvolved): cenderung diam, tidak berbatas, dan minim cinta, yang berisiko menyebabkan keterlantaran emosional dan masalah sosial
Pola asuh permisif berbeda karena tetap melibatkan kasih sayang, tetapi minim tuntutan, sehingga konsekuensi perilaku yang tidak sesuai sering tidak dikomunikasikan.
Dampak Potensial Pola Asuh Permisif pada Anak
Pola asuh responsif secara emosional, namun minim tuntutan atau kontrol terhadap perilaku anak ternyata bisa menimbulkan dampak pada anak. Berikut yang bisa terjadi:
1. Dampak Jangka Pendek
Anak cenderung kesulitan mengikuti aturan atau disiplin diri, impulsif, dan lebih agresif. Studi Verywell Mind mencatat, mereka memiliki kesulitan dalam pengambilan keputusan dan mengatur diri, bahkan menunjukkan perilaku berisiko seperti konsumsi alkohol. Tanpa aturan, anak juga lebih mudah mengalami frustrasi saat struktur sosial tak mendukung kebiasaan permisif mereka.
2. Dampak Jangka Panjang
Penelitian memperlihatkan bahwa pola asuh permisif bisa menimbulkan dampak jangka panjang, seperti:
- Kesulitan regulasi emosi sehingga anak kurang belajar mengelola amarah atau kekecewaan
- Kurangnya rasa tanggung jawab akibat minim tuntutan membuat anak tidak terbiasa bertanggung jawab
- Masalah frustrasi. Ketika tantangan datang, mereka cenderung putus asa
- Hubungan sosial terganggu karena kurang memahami empati dan aturan, menyebabkan tantangan adaptif dalam bersosialisasi
- Prestasi akademik rendah akibat tanpa dorongan dan disiplin, motivasi belajar menurun
- Kurang mandiri dan bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah
- Kesehatan mental yang berkaitan dengan masalah psikologis seperti stres, frustrasi, dan rendahnya kesejahteraan
Dalam penelitian, remaja yang mengalami indulgent parenting melaporkan rendahnya pengendalian diri dan keyakinan diri. Ini menunjukkan bahwa dampak tidak hanya langsung, tetapi juga berlangsung seumur hidup, termasuk risiko masalah hubungan dan mental di kemudian hari.
Artikel Lainnya: 10 Efek Negatif Anak Makan Sambil Main Handphone & Nonton TV
Tips Mengubah Pola Asuh Permisif Jika Diperlukan
Jika KPeople merasa pola asuh terlalu permisif, berikut beberapa langkah praktis:
- Menetapkan aturan rumah yang jelas dengan membuat kesepakatan bersama anak soal hal-hal seperti jam tidur, tugas rumah, hingga penggunaan gadget. Aturan jelas memberi struktur
- Berikan konsekuensi logis dan realistis untuk tiap pilihan mereka. Jika anak melewatkan waktu belajar, wajar diberi konsekuensi, misalnya mengurangi waktu main
- Konsistensi dalam penerapan aturan. Jangan hanya di awal tegas, lalu longgar. Konsistensi membantu anak memahami mana yang boleh dan tidak
- Beri apresiasi untuk perilaku baik. Berikan pujian saat mereka disiplin atau bertanggung jawab. Penguatan positif memperkuat kebiasaan baik
- Jaga komunikasi terbuka dan ajarkan afirmasi diri. Ajak anak berbicara soal perasaan, beri penjelasan mengapa batasan itu penting. Ini membangun regulasi emosi dan tanggung jawab
Intinya, ubah dari indulgent ke demokratis-otoritatif dengan tetap hangat dan suportif, tetapi pandai menuntut dan mengontrol sesuai usia anak
Kesimpulan
Pola asuh permisif yang menitikberatkan pada kebebasan dan kasih sayang tanpa batas harus dipahami secara seimbang. Di satu sisi memupuk harga diri dan kedekatan emosional. Namun, di sisi lain berisiko menimbulkan masalah disiplin, regulasi emosi, tanggung jawab, prestasi akademik, dan kemandirian anak, baik jangka pendek maupun panjang.
Dalam konteks budaya Indonesia, fungsi penghormatan, kerja keras, dan tanggung jawab sangatlah penting. Oleh karena itu, penting bagi orang tua menyesuaikan pola asuh dengan lingkungan dan keyakinan. Gaya demokratis-otoritatif sering dianggap lebih ideal karena mengajarkan aturan dan konsekuensi sambil tetap hangat dan suportif.
Jika merasa kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi ke profesional seperti psikolog atau ahli tumbuh kembang anak.
Untuk informasi lebih lanjut tentang parenting, kunjungi Informasi seputar Parenting Anak Terbaru. Nantinya, KPeople juga bisa mendapatkan sejumlah tips pola pengasuhan anak yang lengkap di aplikasi KPoin.
Selain itu, kenali program loyalitas KPoin sebagai bentuk apresiasi kepada Kpeople yang setia menggunakan produk dan layanan kesehatan dari Kalbe. Kpeople dapat mengumpulkan poin dari setiap pembelian produk Kalbe dan menukarnya dengan berbagai hadiah, mulai dari voucher belanja hingga saldo e-wallet. Pelajari lebih lanjut Apa Itu Poin Loyalty KPoin.
Langsung download aplikasi KPoin untuk mendapatkan promo menarik yang sedang berlangsung, baik dari produk kesehatan hingga pelayanan kesehatan dari Kalbe.
Referensi:
- KlikDokter. Pola Asuh Permisif, Baik atau Buruk?. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/pola-asuh-permisif-baik-atau-buruk
- KlikDokter. Ciri Orang Tua Permisif. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/tips-parenting/ciri-orang-tua-permisif
- Jurnal Warna Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini. PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN DAN KEMAMPUAN REGULASI EMOSI ANAK USIA DINI. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/339761539_PENGARUH_POLA_ASUH_ORANG_TUA_TERHADAP_KEMANDIRIAN_DAN_KEMAMPUAN_REGULASI_EMOSI_ANAK_USIA_DINI(PDF)
- NIH. Patterns of indulgent parenting and adolescents’ psychological development. Diakses dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10683937/
- Healthline. Should You Practice Permissive Parenting?. Diakses dari https://www.healthline.com/health/parenting/what-is-permissive-parenting
- NIH. Types of Parenting Styles and Effects on Children. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK568743/
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.