
Imunisasi dan Vaksinasi
Mitos Fakta Vaksin, Jangan Sampai Salah Informasi!

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Rabu, 19 Maret 2025
Rating Artikel 5/5
|
4
Bagikan
Vaksinasi merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Oleh karenanya, suntik vaksin atau imunisasi merupakan hal penting yang harus dilakukan.
Akan tetapi, masih banyak mitos yang beredar di masyarakat tentang vaksin. Tak jarang, mitos tersebut justru menimbulkan keraguan terhadap keamanan dan efektivitas vaksin. Berikut mitos dan fakta seputar vaksin yang perlu diketahui.
Artikel lainnya: Medical Check-up: Manfaat, Jenis, dan Waktu yang Tepat
Mitos 1: Vaksin Menyebabkan Autisme
Faktanya, vaksin aman untuk dilakukan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme.
Alih-alih menyebabkan autisme, vaksin justru akan melindungi diri dari beberapa penyakit tertentu, bahkan dapat mencegah kematian. Tanpa vaksinasi, akan lebih banyak penyakit dan kasus kematian yang terjadi.
Mitos 2: Tidak Perlu Vaksin karena Tidak Ada Penyakit yang Dicegah
Beberapa penyakit jarang ditemui di negara tertentu, namun patogen penyebabnya masih ada dan bisa menular kembali jika tingkat vaksinasi menurun. Oleh karenanya, imunisasi penting dilakukan guna mencegah wabah di masa depan.
Mitos 3: Anak Saya Tidak Perlu Divaksinasi karena Sudah Kebal
Herd immunity atau kekebalan kelompok dibentuk saat sebagian besar masyarakat telah mendapatkan vaksinasi terhadap penyakit menular. Bayi, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak bisa menerima vaksin akan bergantung pada jenis perlindungan ini.
Jika banyak orang yang mengandalkan herd immunity sebagai pencegahan infeksi penyakit, kekebalan kelompok pun akan segera hilang. Oleh karenanya, si kecil tetap harus menjalani vaksinasi, ya!
Artikel lainnya: 13 Jenis Vaksinasi Anak Untuk melindungi dari Penyakit
Mitos 4: Anak Saya Bisa Tertular Penyakit Akibat Vaksin
Efek samping vaksin dapat menyebabkan penyakit sangatlah kecil. Pasalnya, sebagian besar vaksin berisi bakteri atau virus yang telah dimatikan. Oleh karenanya, tidak mungkin bisa menularkan penyakit.
Beberapa vaksin mungkin mengandung organisme hidup. Ketika disuntikkan ke dalam tubuh, ini bisa menyebabkan efek samping ringan seperti ruam yang tidak berbahaya. Justru ini jadi tanda bahwa vaksin bekerja dengan baik di tubuh.
Mitos 5: Vaksin Tidak Aman karena Dikembangkan Terlalu Cepat
Faktanya, vaksin COVID-19 terbukti aman dan efektif digunakan untuk melindungi diri dari Coronavirus meski dikembangkan dalam waktu yang singkat. Prosesnya telah memenuhi standar keamanan yang tepat, tidak mengorbankan standar keselamatan.
Mitos 6: Vaksin dapat Menyebabkan Penyakit yang Seharusnya Dicegah
Faktanya, vaksin mengandung bakteri atau virus (patogen) yang telah dilemahkan, sehingga kecil kemungkinannya untuk menyebabkan penyakit.
Patogen ini nantinya akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan patogen tersebut di masa mendatang. Artinya, dengan melakukan vaksinasi, ini akan membantu tubuh terlindungi dari penyakit tertentu.
Mitos 7: Orang Dewasa Tidak Perlu Vaksinasi
Fakta sebenarnya, vaksinasi tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga bagi orang dewasa. Seiring dengan bertambahnya usia, kekebalan tubuh akan ikut menurun. Vaksin yang didapatkan saat kecil mungkin perlu dilakukan ulang atau booster.
Beberapa jenis vaksin, seperti vaksin flu, HPV, MMR, serta hepatitis A dan B direkomendasikan untuk orang dewasa agar memperkuat imunitas dan mencegah penyakit.
Artikel lainnya: 11 Jenis Vaksin untuk Orang Dewasa Penting untuk Kesehatan
Mitos 8: Vaksin Mengandung Racun yang Tidak Aman
Pada faktanya, vaksin memang mengandung aluminium, merkuri, dan formaldehida dalam jumlah kecil. Kandungan tersebut berfungsi untuk membuat vaksin lebih aman, steril, dan mampu menjalankan fungsinya dengan efektif.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, semua vaksin dalam program imunisasi nasional aman digunakan. Vaksin tersebut telah melewati berbagai proses pengujian yang ketat sebelum digunakan oleh masyarakat.
Mitos 9: ASI Bisa Menggantikan Vaksin
Fakta sebenarnya, ASI dan vaksin akan saling melengkapi dalam membangun sistem kekebalan tubuh si kecil. Kombinasi antara ASI eksklusif dan gizi seimbang dapat melindungi anak terhadap penyakit secara umum.
Sementara itu, pemberian imunisasi dapat melindungi tubuh si kecil terhadap penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin.
Penting untuk selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya. Pastikan untuk konsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional terkait vaksinasi. Dengan begitu, KPeople bisa menjaga kesehatan diri sendiri dan kesehatan lingkungan sekitar.
Yuk, lakukan vaksinasi dan jaga kesehatan tubuh dengan minum vitamin dan mineral. Mau dapat poin lebih banyak? Download aplikasi KPoin dan registrasi sekarang.
Nikmati promo menarik di bulan ini! Beli produk favorit KALBE, kumpulkan poin dengan upload struk pembelian, Jangan lupa redeem poinnya sebelum hangus!
Referensi:
- Kemenkes RI. Mitos dan fakta seputar imunisasi. Diakses dari https://pusatkrisis.kemkes.go.id/mitos-dan-fakta-seputar-imunisasi
- KlikDokter. Mitos dan fakta seputar vaksinasi. Diakses dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/mitos-dan-fakta-seputar-vaksinasi
- Rush. 8 Myths about vaccines and kids. Diakses dari https://www.rush.edu/news/8-myths-about-vaccines-and-kids
- American Academy of Allergy. Vaccines: The myths and the facts. Diakses https://www.aaaai.org/tools-for-the-public/conditions-library/allergies/vaccine-myth-fact
Komentar

clara willa nadiyah • Rating 5/5
Jumat, 18 April 2025

Admin KPoin
Senin, 21 April 2025

Alifian Muhammad • Rating 5/5
Senin, 14 April 2025

Admin KPoin
Selasa, 15 April 2025

anjar sima kartika • Rating 5/5
Jumat, 11 April 2025

Admin KPoin
Sabtu, 12 April 2025

edi seswanto • Rating 5/5
Rabu, 19 Maret 2025

Admin KPoin
Kamis, 20 Maret 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.
Artikel Lainnya

Ginjal dan Saluran Kemih
6 Ciri Batu Ginjal Keluar dan Cara Tindak Lanjutnya
Rating Artikel 0/5
|
0

Ginjal dan Saluran Kemih
Batu Ginjal: Gejala, Penyebab, Obat & Pencegahan Lengkap
Rating Artikel 0/5
|
0

Kesehatan Anak
Cara Mengatasi Diare Anak di Rumah & Kapan Perlu ke Dokter?
Rating Artikel 5/5
|
5

Kesehatan Anak
7 Gejala Demam Berdarah pada Anak & Langkah Penanganannya
Rating Artikel 5/5
|
6