HomeArtikelKesehatan Anak

Mengenal Gizi Buruk pada Anak: Jenis, Gejala, & Solusinya

Mengenal Gizi Buruk pada Anak: Jenis, Gejala, & Solusinya

Kesehatan Anak

Mengenal Gizi Buruk pada Anak: Jenis, Gejala, & Solusinya

profile-Siti Nurmayani Putri

Penulis: Siti Nurmayani Putri

Senin, 23 Juni 2025

Rating Artikel 0/5

|

0

Bagikan

*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter


Gizi buruk pada anak yang juga dikenal sebagai malnutrisi berat atau Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan kondisi di mana status gizi anak sangat terganggu akibat asupan nutrisi yang sangat rendah, padahal kebutuhan tumbuh kembangnya besar. 


Kondisi ini bukan sekadar masalah pertumbuhan, melainkan keadaan darurat medis yang bisa mengancam nyawa anak. Dampaknya luas, mulai dari mengganggu fungsi kognitif, sistem imun menurun drastis, dan jika tidak segera ditangani bisa berujung kematian. Yuk mari mengenal gizi buruk lebih jauh!


Artikel lainnya: Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Serupa Tapi Tak Sama


Apa itu gizi buruk?


Gizi buruk adalah bentuk parah dari malnutrisi, khususnya Kekurangan Energi Protein (KEP), yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak sejak lahir hingga usia balita. 


Kondisi ini dianggap gawat darurat karena tubuh kehilangan cadangan lemak dan otot secara drastis yakni marasmus, di mana tubuh sangat kurus, sangat ringan. Selain itu, ada kemungkinan anak mengalami edema yang ditandai perut buncit, rambut “jagung”, kulit bersisik atau bentuk campuran marasmik-kwashiorkor. 


Tentunya anak dalam kondisi ini sangat rentan mengalami infeksi, dehidrasi, hipoglikemia, hingga hipotermia. Jika tidak ditangani cepat, risikonya sangat tinggi.


Penyebab Mendasar Gizi Buruk pada Anak (Multifaktorial)


Pada dasarnya, gizi buruk terjadi karena beberapa faktor yang saling terkait:


1. Asupan Makanan yang Sangat Kurang


Gizi buruk terjadi ketika seorang anak kekurangan kalori dan protein berkepanjangan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Ini adalah akar utama marasmus, yang terjadi ketika energi total jauh di bawah kebutuhan tubuh.


2. Penyakit Infeksi Berat dan Berulang


Infeksi seperti diare kronis, TBC, dan HIV/AIDS mampu mempercepat kerusakan gizi karena penurunan nafsu makan dan gangguan penyerapan nutrisi. Jadi ketika anak mengalami salah satu infeksi tersebut, ia akan rentan mengalami kondisi gizi buruk.


3. Praktik Pemberian Makan yang Salah


Faktor berikutnya adalah cara menyediakan asupan nutrisi anak yang tidak optimal. Misalnya terlambat memberikan ASI eksklusif, MPASI tidak layak, atau kebiasaan makan tidak sehat. Semua ini mempengaruhi status gizi anak sejak bayi.


4. Kemiskinan Ekstrem dan Krisis Pangan


Faktor eksternal seperi kemiskinan, krisis pangan hingga bencana juga bisa menjadi faktor utama terjadi gizi buruk. Keterbatasan ekonomi dan krisis pangan menjadikan keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anak secara konsisten.


5. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan dan Sanitasi


Tanpa imunisasi lengkap, perawatan infeksi, dan sanitasi yang baik, risiko malnutrisi pada anak akan meningkat tajam. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan mesti menyediakan fasilitas sanitasi yang layak, seperti jamban bersih dan akses air bersih, serta edukasi tentang pentingnya kebersihan diri dan lingkungan.


Artikel lainnya: Menu MPASI Protein Hewani: Kunci Cegah Stunting Sejak Dini


Jenis-Jenis Utama Gizi Buruk pada Anak



Gizi buruk atau Severe Acute Malnutrition (SAM) dibagi dalam tiga bentuk utama yang sering ditemukan di lapangan:


1. Marasmus


Marasmus terjadi akibat kekurangan energi total (terutama kalori), anak sangat kurus, tulang terlihat menonjol, tanpa edema. Ciri khasnya adalah penurunan berat badan ekstrem dan kehilangan massa otot serta lemak subkutan.


2. Kwashiorkor


Berikutnya Kwashiorkor yang disebabkan defisiensi protein, tampak adanya edema (tungkai, tangan, wajah), perut buncit, hati membesar karena infiltrasi lemak, rambut rontok dengan pola seperti “jagung”, kulit kering, dan sering apatis.


3. Marasmik-Kwashiorkor


Bentuk gizi buruk yang lainnya adalah gabungan antara tanda marasmus (kekurangan energi) dan kwashiorkor (edema dan defisit protein). Umumnya kondisi ini paling buruk karena melibatkan berbagai gangguan metabolik.


Gejala dan Tanda Gizi Buruk yang Harus Diwaspadai Orang Tua


Betapa parahnya gizi buruk bisa teridentifikasi dari beberapa tanda berikut:


  • Ciri khusus marasmus atau kwashiorkor: tubuh sangat kurus atau mengalami edema nutrisional, perut buncit meskipun anak kurus
  • Berat badan turun sangat drastis, underweight bahkan dibanding pertumbuhan minimal
  • Nafsu makan turun atau hilang total
  • Anak tampak lemas, banyak tidur, bahkan apatis
  • Sering sakit, terutama diare, infeksi saluran pernapasan, dan membawa risiko infeksi TBC/HIV.
  • Gangguan tumbuh kembang: pendek (stunting), gangguan kognitif (anak susah bicara, merespon), dan bila diare atau dehidrasi, bisa muncul dehidrasi, hipoglikemia, dan hipotermia


Dampak Serius Gizi Buruk pada Anak



Peneliti dan klinisi telah mencatat bahwa dampak gizi buruk sangat luas dan berjangka panjang, yakni:


  • Gangguan pertumbuhan fisik dan otak permanen, misalnya kepala kecil, IQ rendah, dan kemampuan motorik menurun
  • Sistem imun menurun, meningkatkan risiko infeksi berat dan berulang yang bisa berujung pada kematian
  • Fungsi organ bisa terganggu, seperti jantung, ginjal, hati, dan sistem hormon terganggu
  • Risiko kematian anak sangat tinggi jika tidak cepat ditangani


Artikel Lainnya: 5 Dampak Jangka Panjang Stunting pada Anak, Waspada!


Tata Laksana dan Pengobatan Gizi Buruk (oleh Tenaga Medis Profesional)


Perawatan gizi buruk harus dilakukan di fasilitas kesehatan dengan protokol ketat berdasarkan panduan WHO, umumnya dibagi beberapa fase, yakni:


1. Fase Stabilisasi


Mengatasi kondisi yang mengancam jiwa:


  • Perbaikan dehidrasi, hipoglikemia, hipotermia
  • Perawatan infeksi (antibiotik)
  • Pemberian makanan “starter” rendah osmolalitas dan disesuaikan kebutuhan, seperti F75 (75 kcal/100 ml), sering diberikan (setiap 2–3 jam)


2. Fase Transisi


Setelah kondisi stabil, secara bertahap mulai beralih ke F100 (100 kcal/100 ml) atau RUTF (Ready-to-Use Therapeutic Food): makanan energi padat, siap makan.


  • Nutrisi ditambah sejalan kebutuhan (150–220 kcal/kg/hari, 4–6 g protein/kg/hari)


3. Fase Rehabilitasi


  • Diberikan RUTF (contoh: plumpy’nut), dikonsumsi beberapa kali sehari, bisa ditambah top-up F75 bila belum cukup
  • Terapi makan hingga anak mampu makan normal dan kembali ke tumbuh sehat


4. Pemberian Mikronutrien


  • Suplemen termasuk vitamin A, ferro, zinc, multivitamin secara bertahap setelah stabil (F100/RUTF sudah mengandung banyak)
  • Besi belum diberikan di fase awal karena bisa memperburuk infeksi


5. Stimulasi Psikososial


  • Dampingi anak dengan kasih sayang, stimulasi perkembangan lewat bermain, rangsangan bicara, dan lingkungan hangat 15–30 menit per hari


Artikel Lainnya: 11 Intervensi Gizi Spesifik Stunting: Apa Saja & Targetnya?


Langkah Pencegahan Gizi Buruk


Upaya preventif harus dimulai sedini mungkin. Berikut yang bisa dilakukan oleh KPeople sebagai orang tua:


  • Fokus di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dimulai sejak kehamilan trimester I
  • Berikan ASI eksklusif 6 bulan, lalu MPASI bergizi seimbang
  • Pemberian nutrisi lengkap, protein berkualitas, dan mikronutrien esensial
  • Imunisasi lengkap dan sanitasi lingkungan (akses air bersih, cuci tangan)
  • Monitoring pertumbuhan (BB/U, TB/U, lingkar kepala, MUAC)
  • Edukasi pola makan dan ekonomi keluarga agar mampu memenuhi kebutuhan nutrisi


Kesimpulan


Gizi buruk adalah kondisi medis darurat yang harus diwaspadai sejak dini. Tanda seperti tubuh wasting, underweight, edema, lemas, penurunan nafsu makan, dan sering infeksi adalah sinyal bahaya. 


Adapun bentuk perawatan gizi buruk meliputi stabilisasi medis, terapi nutrisi (F75, F100, RUTF), mikronutrien dan stimulasi psikososial. Namun yang terbaik tentu mencegah dengan edukasi, nutrisi adekuat, ASI, MPASI, imunisasi, dan sanitasi sejak masa kehamilan dan awal kehidupan.


Dapatkan informasi lebih lanjut tentang gizi anak dengan mengunjungi Informasi seputar Kesehatan Anak Terbaru. KPeople dapat mengeksplorasi berbagai tips hidup sehat lainnya untuk si buah hati.


Selain itu, ikuti program loyalitas Kpoin di mana Kpeople berkesempatan mendapatkan poin dari setiap pembelanjaan produk dan layanan kesehatan Kalbe. Jangan lupa, tukarkan poin tersebut dengan hadiah menarik dan potongan harga pembelian berikutnya.


Pelajari lebih lanjut lanjut Apa Itu Poin Loyalty KPoin dan jangan lupa unduh aplikasi KPOIN di App Store atau Google Play Store sekarang juga untuk melihat jumlah poin yang telah terkumpul serta info promo terbaru.


Referensi:


  • KlikDokter. Gizi Buruk. Diakses dari https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-metabolik/gizi-buruk
  • KlikDokter. Gizi Buruk pada Anak Akibat Salah Pilih Menu Makanan. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/gizi-buruk-pada-anak-akibat-salah-pilih-menu-makanan
  • KlikDokter. Sederet Tanda Anak Kurang Gizi, Ortu Harus Waspada. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/kenali-tanda-anak-kurang-gizi
  • KlikDokter. Mengenal Wasting dan Dampak Buruknya pada Tumbuh Kembang Anak. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/mengenal-wasting-dan-dampak-buruknya-pada-tumbuh-kembang-anak
  • WHO. Malnutrition in children. Diakses dari https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/malnutrition-in-children
  • NIH. Acute Malnutrition in Children: Pathophysiology, Clinical Effects and Treatment. Diakses dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7469063/
  • NIH.Severe acute malnutrition. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK154454/

Komentar

empty-state-comment

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!

Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.