
Parenting Anak
Panduan Kesehatan Mental Remaja: Kenali Masalah & Solusinya

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Senin, 30 Juni 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter
Remaja merupakan fase kehidupan yang sarat perubahan, baik dari segi fisik, psikologis, hingga sosial, yang membawa tantangan besar terhadap kesehatan mental. Perubahan hormon, tekanan untuk berprestasi, serta pengaruh lingkungan membuat banyak remaja rentan mengalami gangguan emosional.
Padahal, pemenuhan kebutuhan mental selama masa ini sangat krusial untuk membentuk fondasi hidup yang sehat dan bahagia. Tidak sedikit remaja yang merasakan beban terlalu berat, namun seringkali belum mendapat perhatian atau dukungan memadai dari sekitar mereka.
Oleh karena itu, penting sebagai orang tua memahami potensi masalah kesehatan mental yang rentan dialami oleh remaja sekaligus cara menyikapinya agar sang anak merasa memiliki sistem dukungan(support system) yang kuat ketika menghadapi masalah.
Artikel lainnya: Benarkah Anxiety Disorder Disebabkan oleh Kekurangan Gizi?
Apa Itu Kesehatan Mental dan Mengapa Penting bagi Remaja?
Kesehatan mental bukan sekadar ketiadaan gangguan psikologis, melainkan kemampuan untuk mengelola emosi, stres, hubungan sosial, dan menyikapi tekanan hidup secara seimbang.
Bagi remaja, kondisi ini sangat vital karena menentukan kualitas tumbuh-kembang, prestasi sekolah, dan hubungan pertemanan, serta berdampak terus ke masa dewasa.
WHO memperkirakan bahwa secara global 1 dari 7 anak usia 10–19 tahun mengalami gangguan mental, sementara survei nasional I-NAMHS (2022) menunjukkan 34,8% remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam setahun terakhir.
Angka ini menggambarkan betapa seriusnya tantangan kesehatan mental di kalangan remaja saat ini, dan mengapa perhatian seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan.
Masalah Kesehatan Mental yang Umum Terjadi pada Remaja
Sejumlah gangguan mental kerap muncul di masa remaja, berikut di antaranya:
1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorders)
Gangguan kecemasan termasuk kecemasan umum (GAD), fobia sosial, dan serangan panik. Remaja dengan gangguan ini sering merasa khawatir berlebihan, gelisah, dan sulit tidur. Ini merupakan gangguan kecemasan yang paling umum dialami remaja, serta merupakan penyebab utama gangguan mental.
2. Depresi
Gejalanya meliputi suasana hati sedih berkepanjangan, kehilangan minat atau energi, perubahan pola tidur atau makan, serta pikiran negatif atau pesimis. WHO menyebut depresi sebagai salah satu penyebab utama disabilitas pada remaja.
3. Gangguan Makan (Eating Disorders)
Meliputi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating. Remaja dengan gangguan makan sering kali terjebak pada pola makan ekstrem, obsesi dengan tubuh, serta rasa malu yang lebih besar karena tekanan body image dari teman dan media sosial.
4. Gangguan Perilaku
Termasuk ADHD (Attentional Deficit Hyperactivity Disorder), conduct disorder, gangguan belajar, ODD (Oppositional Defiant Disorder), dan ASD (Autism Spectrum Disorder). Ketidakteraturan perilaku, impulsif, atau kesulitan akademik yang konsisten bisa menunjukkan adanya gangguan ini.
5. Stres Akut dan PTSD
Stres akut muncul akibat tekanan signifikan (ujian atau konflik), sedangkan PTSD muncul setelah pengalaman traumatis. Keduanya dapat menyebabkan ketakutan terus-menerus dan flashback.
6. Psikosis
Ditandai dengan halusinasi atau delusi, merupakan kondisi serius yang bisa berkembang menjadi skizofrenia.
7. Risiko Self‑Harm dan Pikiran Bunuh Diri
Remaja dengan gangguan mental berat rentan melakukan self-harm (menyakiti diri sendiri) dan mungkin mengalami pikiran bunuh diri. WHO mencatat bunuh diri sebagai penyebab kematian utama remaja 15–29 tahun.
Jika ada tanda seperti ini, segera hubungi layanan krisis. Untuk di Indonesia bisa hubungi 1500‑567 (Halo Kemenkes) atau 119 ext 8 (Pikiran Kasih). Sampaikan dengan sangat hati-hati dan empati.
Artikel Lainnya: Kenakalan Remaja: Penyebab, Contoh, Dampak & Solusinya
Faktor Penyebab yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja
Beragam faktor bisa memicu atau memperparah gangguan mental pada remaja, seperti:
1. Tekanan Akademik dan Ekspektasi Berlebih
Harapan untuk berprestasi tinggi mendorong stres tinggi, cemas, bahkan depresi, ditambah budaya nilai A dan rangking kelas.
2. Bullying (Perundungan)
Perundungan secara fisik, verbal, atau cyber bullying sering memicu stres, kecemasan, hingga gangguan kepercayaan diri. Hampir 30% anak mengalami bullying dan self-harm di usia sekolah.
3. Pengaruh Negatif Media Sosial
Media sosial mendorong perbandingan sosial yang tidak realistis dan tekanan body image, yang dapat memicu “FOMO” dan gangguan kecemasan. Studi Oxford menunjukkan hubungan kuat antara penggunaan media sosial dan peningkatan depresi atau ansietas.
4. Masalah Keluarga
Konflik orang tua, perceraian, atau pola pengasuhan toxic parenting di rumah menimbulkan stres dan rasa ketidakamanan bagi sang anak.
5. Faktor Genetik atau Biologis
Riwayat mental dalam keluarga, ketidakseimbangan kimia otak, maupun kondisi fisik tertentu dapat meningkatkan risiko.
Tanda‑Tanda Peringatan Masalah Kesehatan Mental pada Remaja
Orang tua atau guru perlu waspada terhadap tanda seperti:
- Perubahan perilaku drastis: menarik diri atau pemberontakan tiba‑tiba
- Penurunan prestasi akademik
- Mood ekstrem dan tidak stabil
- Sering mengeluh sakit fisik tanpa sebab medis
- Gangguan tidur atau pola makan drastis
- Ungkapan self‑harm atau bunuh diri
Jika ditemukan, sebaiknya jangan tunda dan segera ajak bicara dengan lembut serta cari dukungan profesional.
Cara Mendukung Kesehatan Mental Remaja
Memberi dukungan adalah kunci utama. Berikut cara yang bisa dilakukan oleh orang tua, sekolah, dan lingkungan:
1. Libatkan Peran Aktif Orang Tua
- Bangun komunikasi terbuka: luangkan waktu bicara tiap hari
- Validasi emosi mereka dan jangan meremehkan
- Jadilah pendengar baik, ciptakan rasa aman di rumah
- Tetapkan batas sehat penggunaan media sosial
- Ajarkan coping skills: teknik relaksasi, menulis jurnal, olahraga ringan
Artikel Lainnya: Mengenal Prinsip Parenting, Jenis & Tips Pola Asuh Terbaik
Ciptakan Lingkungan Sekolah yang Sehat
- Implementasi program anti-bullying dan pendampingan
- Sediakan layanan konseling di sekolah
- Dorong iklim positif dengan kelas inklusif, kegiatan sosial, dan kesejahteraan emosional
3. Mendorong Gaya Hidup Sehat
- Tidur cukup: minimal 8 jam tiap malam
- Aktivitas fisik rutin: berjalan kaki, bersepeda, olahraga
- Nutrisi seimbang dan hindari diet ekstrem
- Hobi positif: menggambar, musik, bertemu teman sebagai saluran emosi
4. Permudah Akses ke Layanan Kesehatan Mental
- Ajak remaja untuk bertemu psikolog atau psikiater (dukungan psikologis, konseling)
- Telekonseling atau platform online bisa jadi opsi
- Masyarakat juga perlu menekan stigma kesehatan mental agar lebih mudah mencari bantuan
Kesimpulan
Kesehatan mental remaja memegang peranan penting dalam perkembangan mereka saat ini dan di masa depan. Beragam gangguan, dari kecemasan, depresi, gangguan makan, hingga risiko bunuh diri atau self‑harm bisa muncul apabila tekanan tidak tertangani.
Penting bagi orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk peduli, membangun komunikasi terbuka, menyediakan dukungan emosional, serta memfasilitasi akses ke layanan profesional. Jangan ragu menghubungi psikolog, psikiater, atau konselor online yang kredibel.
Selalu kenali tanda bahaya dan segera cari pertolongan medis jika diperlukan. Untuk informasi seputar parenting anak lainnya, kunjungi Informasi seputar Parenting Anak Terbaru. KPeople dapat mengeksplorasi berbagai tips lain pengasuhan anak.
Jangan lupa, download aplikasi KPoin untuk mendapatkan promo menarik yang sedang berlangsung, baik dari produk kesehatan hingga pelayanan kesehatan dari Kalbe.
Melalui aplikasi Kpoin, KPeople dapat mengumpulkan poin dari setiap transaksi produk Kalbe dan menukarkannya dengan hadiah menarik seperti voucher belanja, saldo e-wallet hingga pulsa token listrik. Pelajari lebih lanjut Apa Itu Poin Loyalty Program Kpoin!
Referensi:
- KlikDokter. Dampak Cyberbullying pada Kesehatan Mental Remaja. Diakses dari https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/dampak-cyberbullying-pada-kesehatan-mental-remaja
- KlikDokter. Awas, 12 Gejala Gangguan Mental Ini Bisa Saja Kamu Alami. Diakses dari https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/ciri-ciri-gangguan-mental
- KlikDokter. Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja di Masa Pandemi COVID-19. Diakses dari https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/cara-menjaga-kesehatan-mental-remaja-di-masa-pandemi-covid-19
- KlikDokter. Generasi Milenial Rawan Alami Gangguan Mental. Diakses dari https://www.klikdokter.com/psikologi/kesehatan-mental/generasi-milenial-rawan-alami-gangguan-mental
- Universitas Gajah Mada, Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental. Diakses dari https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental/
- WHO. Mental Health of Adolescents. Diakses dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-mental-health
- Unicef. Ensuring mental health and well-being in an adolescent’s formative years can foster a better transition from childhood to adulthood. Diakses dari https://data.unicef.org/topic/child-health/mental-health/
- CDC. Data and Statistics on Children's Mental Health. Diakses dari https://www.cdc.gov/children-mental-health/data-research/index.html
- Unicef. Mental Health for Every Child. https://www.unicefusa.org/what-unicef-does/childrens-health/mental-health
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.