
Diet dan Nutrisi
Gula Rafinasi: Manfaat, Dampak & Perbandingan Gula Alami

Penulis: Christovel Ramot
Rabu, 02 Juli 2025
Rating Artikel 0/5
|
0
Bagikan
Akhir-akhir ini, istilah gula rafinasi jadi sorotan publik, terutama sejak muncul di pemberitaan terkait mantan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong (Tom Lembong). Banyak orang bertanya: sebenarnya apa sih gula rafinasi itu? Apakah benar aman dikonsumsi?
Dalam artikel ini kita akan membahas secara mendalam: pengertian, manfaat (jika ada), efek samping, dan bagaimana ia berbeda dari gula alami. Simak terus untuk mendapatkan pandangan komprehensif yang seimbang, berbasis sumber terpercaya.
Pengertian Gula Rafinasi
Gula rafinasi adalah jenis gula yang telah melalui proses pemurnian ekstra dari bahan dasar seperti tebu atau bit gula. Proses ini mencakup pelarutan, klarifikasi, sentrifugasi, dekolorisasi, kristalisasi, pengeringan, hingga pengemasan jadi gula murni.
Tingkat kemurnian gula rafinasi sangat tinggi, hampir 100% sukrosa, sehingga warnanya putih bersih dan rasanya sangat manis. Ia umumnya tidak dijual langsung pada konsumen, melainkan digunakan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman, sesuai aturan pemerintah.
Sebaliknya, gula alami terdapat secara alami dalam buah, sayuran, madu, atau susu. Gula ini biasanya hadir bersamaan dengan serat, vitamin, dan mineral—memberikan manfaat tambahan saat dikonsumsi.
Artikel lainnya: Betulkah Garam Bisa Bikin Gemuk? Begini Faktanya!
Manfaat Gula Rafinasi
Secara umum, gula rafinasi tidak dirancang untuk kesehatan, namun ada beberapa sisi manfaat khusus dalam konteks industri.
Pertama, sebagai sumber energi cepat, karena mudah dipecah jadi glukosa—sumber energi instan bagi tubuh.
Kedua, memiliki konsistensi tinggi yang baik untuk industri makanan dalam hal kontrol rasa dan tekstur.
Ketiga, memiliki stabilitas bahan baku karena warnanya netral dan kualitasnya stabil mendukung produksi massal.
Namun dari perspektif nutrisi, gula rafinasi tidak mengandung vitamin, mineral, serat, atau komponen bioaktif lain—ia adalah "kalori kosong".
Artikel lainnya: Mengenal Magnesium, 'Penenang' Alami yang Aman bagi Tubuh
Efek Samping Konsumsi Gula Rafinasi
Konsumsi gula rafinasi, terutama jika berlebihan, berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan serius, seperti:
- Obesitas dan penambahan berat badan. Gula rafinasi tinggi kalori tetapi tidak memberikan rasa kenyang, apalagi jika dikonsumsi melalui minuman manis atau makanan olahan.
- Risiko diabetes tipe 2 karena gula ini cepat meningkatkan kadar gula darah, merusak resistensi insulin, dan memperbesar peluang terkena diabetes.
- Penyakit jantung dan kolesterol, karena gula rafinasi dapat memicu peradangan, tekanan darah tinggi, dan peningkatan trigliserida.
- Fatty liver atau perlemakan hati. Lemak dapat menumpuk di sel hati saat gula diubah jadi trigliserida.
- Hipoglikemia reaktif. Setelah lonjakan gula darah, tubuh merespons dengan insulin, membuat kadar gula jatuh drastis.
- Gangguan nutrisi mikronutrien. Proses metabolisme gula memerlukan vitamin B kompleks, magnesium, dan kalsium, sehingga konsumsi berlebihan bisa menguras persediaannya.
- Penuaan dini karena proses glikasi yang merusak jaringan kulit.
- Karies gigi karena gula diubah oleh bakteri menjadi asam yang merusak enamel gigi.
- Gangguan otak dan nafsu makan. Gula memicu pusat kesenangan otak dan menurunkan sinyal rasa kenyang, membuat seseorang makan berlebihan.
- Risiko kanker karena resistensi insulin kronis telah dikaitkan dengan kanker tertentu.
- Penuaan sel yang dipercepat akibat konsumsi gula tinggi secara kronis.
Artikel lainnya: 10 Manfaat Biji Selasih, Kontrol Kolestrol hingga Gula Darah
Perbedaan Gula Rafinasi dengan Gula Alami
Gula rafinasi berasal dari tebu atau bit dan telah melalui proses pemurnian panjang. Kandungan utamanya adalah sukrosa murni tanpa nutrisi tambahan. Gula ini biasa digunakan dalam industri dan tidak tersedia untuk konsumsi langsung di pasar konsumen. Sifatnya sangat manis dan cepat menaikkan kadar glukosa darah.
Sebaliknya, gula alami terdapat dalam bahan makanan alami seperti buah, sayur, susu, dan madu. Gula ini hadir bersama serat, vitamin, dan mineral yang membantu memperlambat penyerapan gula dalam tubuh.
Karena itu, respon gula darah cenderung lebih stabil saat mengonsumsi gula alami. Gula alami juga tidak melalui proses pemurnian kimia sehingga kandungannya lebih alami dan relatif aman dikonsumsi dalam batas wajar.
Bisa disimpulkan bahwa, gula rafinasi memiliki tingkat kemurnian yang sangat tinggi dan digunakan secara luas dalam industri makanan dan minuman. Meski dapat memberikan energi cepat, konsumsi berlebihan sangat berisiko terhadap kesehatan. Sementara itu, gula alami yang terdapat dalam makanan utuh lebih baik karena disertai nutrisi tambahan.
Hindari konsumsi gula rafinasi secara berlebihan. Prioritaskan makanan utuh yang mengandung gula alami seperti buah segar. Untuk dukungan gaya hidup sehat, Kpeople bisa membaca artikel menarik lainnya seputar nutrisi dan kesehatan di situs kami, serta kumpulkan poin dari belanja produk KALBE dengan Unduh Aplikasi KPOIN di App Store dan Google Play Store.
Referensi:
- KlikDokter. Mengenal Plus dan Minus Gula Rafinasi. 2023. https://www.klikdokter.com/info-sehat/diabetes/mengenal-plus-dan-minus-gula-rafinasi
- Orami. Gula Rafinasi: Jenis, Perbedaan, Contoh, & Bahayanya. 2022. https://www.orami.co.id/magazine/gula-rafinasi
- Ciputra University. Monster Diabetes! Yuk Mengenal Gula Rafinasi. 2022. https://www.ciputra.ac.id/fikom/monster-diabetes-yuk-mengenal-gula-rafinasi
- Tempo. Mengenal Gula Rafinasi dan Efek Negatifnya Jika Dikonsumsi Berlebihan. 2023. https://www.tempo.co/gaya-hidup/mengenal-gula-rafinasi-dan-efek-negatifnya-jika-dikonsumsi-berlebihan
Komentar

Ayo, jadi orang pertama yang tulis komentar kamu di artikel ini!
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.