
Lifestyle
Tren Soft Clubbing di Gen Z: Party Sehat Tanpa Alkohol
Penulis: Christovel Ramot
Kamis, 13 November 2025
Rating Artikel 5/5
|
1
Bagikan
Dulu, ketika istilah “clubbing” muncul, otomatis yang terbayang adalah lampu club yang berkedip, dentuman musik keras, orang-orang berdansa larut malam, dan tak jarang konsumsi alkohol sebagai bagian dari keseruan malam.
Tapi sekarang, generasi muda, terutama Gen Z mulai mengubah narasi itu. Mereka mencari cara baru untuk bersenang-senang, yang tidak harus berakhir dengan rasa lelah keesokan harinya, atau efek yang mengganggu kesehatan fisik maupun mental.
Fenomena yang muncul adalah sebuah konsep yang bisa disebut “soft clubbing”, yaitu pesta atau hiburan malam yang lebih santai, lebih mindful, dan seringkali tanpa alkohol.
Artikel ini akan menggali bagaimana soft clubbing menjadi tren di kalangan Gen Z, apa alasannya, bagaimana penyajiannya di Indonesia, dan apakah tren ini hanya sesaat atau punya potensi bertahan lama.
Baca artikel lainnya: Performative Male: Arti, Sejarah, Popularitas & Kontes
Istilah Soft Clubbing dan Sejarahnya
Istilah soft clubbing merujuk pada gaya berpesta atau bersosialisasi malam hari yang mengedepankan suasana lebih santai, nyaman, elegan dan tidak identik dengan kerasnya musik, alkohol berlebihan, atau hingar-bingar yang melelahkan.
Sebagaimana dilaporkan oleh media lifestyle di Indonesia:
“Soft clubbing adalah gaya berpesta atau bersosialisasi di malam hari yang mengedepankan suasana santai, elegan, dan lebih mindful dibandingkan clubbing konvensional.”
Secara global, data dari Eventbrite menunjukkan bahwa ada peningkatan besar dalam format nongkrong atau pesta tanpa alkohol (sober-curious gatherings), termasuk “coffee clubbing”, dance party pagi, hingga event wellness malam.
Di Indonesia sendiri, tren ini mulai terlihat makin nyata, acara-acara “sober party” atau pesta tanpa alkohol yang mengusung konsep soft clubbing telah digelar di Jakarta dan Bogor.
Dengan demikian, soft clubbing merupakan bagian dari perubahan gaya hidup malam yang lebih sadar (conscious) dari sisi kesehatan fisik, kesehatan mental, dan interaksi sosial. Konsep ini bukan hanya mengganti alkohol dengan minuman ringan, tetapi juga meredefinisi makna “bersenang-senang” di malam hari.
Baca artikel lainnya: Lazy Girl Job: Pekerjaan yang Disukai Gen-Z?
Mengapa Soft Clubbing Lebih Dinikmati Gen Z?
Ada beberapa alasan kuat mengapa Gen Z cenderung tertarik pada konsep soft clubbing dibanding clubbing konvensional:
1. Mereka memprioritaskan kesehatan fisik dan mental
Gen Z semakin sadar bahwa aktivitas sosial seperti pesta bisa berdampak pada kesehatan, baik fisik maupun mental. Konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi, gangguan tidur, mabuk keesokan hari, bahkan ‘hangxiety’ (kecemasan setelah mabuk).
Dalam artikel di GOODLIFE disebutkan bahwa soft clubbing muncul karena banyak anak muda kini memilih pesta versi “ringan” namun tetap seru.
2. Kebutuhan untuk koneksi sosial yang autentik
Dalam era digital, Gen Z sering menginginkan pengalaman sosial yang terasa nyata, bukan hanya pose di media sosial. Konsep soft clubbing menyediakan ruang untuk ngobrol, tertawa, bertemu teman baru, dalam suasana nyaman yang tidak dibayangi tekanan konsumsi alkohol atau mabuk.
Media Indonesia menulis bahwa soft clubbing jadi bentuk pengalaman bersosial bagi Gen Z yang ingin lebih dari sekadar party biasa.
3. Tren gaya hidup mindful dan keseimbangan (wellness-lifestyle)
Pandemi dan perubahan kehidupan urban membuat banyak orang mempertimbangkan kembali kebiasaan “berpesta habis-habisan”. Nilai seperti keseimbangan, self-care, dan kualitas over kuantitas menjadi penting.
4. Estetika dan pengalaman yang instagram-friendly
Gen Z juga menghargai estetika; tempat hang-out dengan pencahayaan lembut, desain interior cozy, musik bukan terlalu keras sehingga tetap bisa ngobrol, dan suasana yang “fotogenik”.
Surat kabar gaya hidup Indonesia mencatat bahwa tempat-tempat soft clubbing hadir di speakeasy, hidden café atau lounge rooftop yang mendukung atmosfer elegan.
Dengan kombinasi alasan-alasan tersebut, tidak heran bila soft clubbing semakin menjadi pilihan bagi Gen Z urban yang mencari alternatif pesta yang tetap menyenangkan namun lebih sehat.
Baca artikel lainnya: Hubungan Karakter Orang dengan Pilihan Tempat Liburannya
Apa yang Biasa Disajikan Saat Soft Clubbing?
Konsep soft clubbing berbeda dalam nuansa dan detail dibanding pesta alkohol biasa. Berikut beberapa elemen khas yang umumnya hadir:
- Musik yang lebih ringan atau terkurasi: Musik tetap bagian penting, namun bukan dentuman bass nonstop sampai pagi. Umumnya DJ set dengan deep house, downtempo, jazz elektronik atau ambient, sehingga suasana tetap energik namun nyaman.
- Minuman non-alkohol atau low-alkohol: Mocktail, jus herbal, kombucha, kopi spesial, teh premium, menggantikan gelas-gelas minuman keras. GOODLIFE menulis bahwa beberapa acara soft clubbing bahkan digelar tanpa minuman beralkohol sama sekali.
- Venue yang nyaman dan desain suasana yang “chill”: Lounge dengan pencahayaan lembut, dekorasi stylish tapi tidak glamor berlebihan, area duduk untuk ngobrol, serta suasana yang memungkinkan interaksi sosial. Fimela menyebut bahwa dress-code lebih santai namun tetap stylish.
- Durasi yang lebih pendek atau waktu mulai lebih awal: Karena fokus pada pengalaman yang terasa baik keesokan hari, banyak acara soft clubbing dimulai sore atau awal malam dan tidak sampai dini hari sekali.
- Aktivitas pendukung yang “fun but healthy”: Bisa saja sesi warm-up ringan seperti stretch / yoga ringan, area relaksasi, ngobrol santai, photo-corner, atau kombinasinya.
Dengan elemen-elemen tersebut, soft clubbing menjadi pesta malam yang terasa “berbeda”, tetap seru, tetap sosialisasi, tapi lebih ringan dampaknya bagi tubuh dan pikiran.
Baca artikel lainnya: Pickleball Trend 2025: Apa Itu, Aturan, Alat, & Kalori
Di Indonesia: Soft Clubbing Bergabung dengan Padel, Makanan dan Minuman Sehat
Di Indonesia, tren soft clubbing pun sudah mulai mengarah ke kolaborasi yang lebih luas dengan gaya hidup sehat. Beberapa poin penting:
- Event-event “sober party” pertama di Indonesia telah digelar. Misalnya, acara Extrajoss Ultimate Sober Party di Kopikina Kemang Jakarta yang mengusung konsep soft clubbing tanpa alkohol.
- Artikel Media Indonesia mencatat bahwa acara-acara seperti coffee party atau matcha-and-padel mulai ramai dihadiri Gen Z sebagai bagian dari gaya hidup bersosialisasi yang sehat.
- Soft clubbing di Indonesia juga sering digabungkan dengan pilihan makanan dan minuman sehat – misalnya mocktail berbasis jus, kopi atau teh spesial, serta makanan ringan yang lebih sehat dibanding camilan berat yang biasa di klub malam. Artikel.
Dengan begitu, kombinasi antara aktivitas sosial (party), olahraga ringan atau aktivitas gaya hidup (seperti padel, nongkrong di lounge), dan konsumsi sehat mulai menjadi bagian dari pengalaman hiburan malam Gen Z urban di Indonesia.
Dengan kondisi sosial dan budaya urban di kota-besar seperti Jakarta, Bandung, atau Bali, soft clubbing yang mengedepankan keseimbangan antara kesenangan dan kesehatan yang cocok untuk Gen Z yang ingin tetap aktif, terlihat keren, dan tetap fit keesokan harinya.
Baca artikel lainnya: Kenali Tanda Rekan Kerja Red Flag dan Cara Menghadapinya
Apakah Soft Clubbing Tren Sesaat atau Bisa Bertahan Lama?
Pertanyaan besar: Apakah ini hanya fenomena sementara yang akan berlalu, ataukah bagian dari perubahan gaya hidup yang lebih substansial?
Argumen bahwa bisa bertahan lama:
- Data global menunjukkan peningkatan minat pada pengalaman sosial tanpa alkohol atau dengan konsumsi alkohol yang lebih rendah, misalnya kenaikan 92 % untuk “sober-curious gatherings” menurut Eventbrite.
- Perubahan mindset Gen Z yang lebih peduli terhadap kesehatan, keseimbangan kerja-hidup, kesehatan mental, dan kualitas interaksi sosial yang autentik. Jika nilai-nilai ini terus melekat, maka konsep soft clubbing akan mendapat tempat lebih permanen.
- Adanya integrasi dengan gaya hidup sehat dan aktivitas wellness (padel, fitness, mocktail sehat) menjadikan soft clubbing tidak hanya hiburan malam tetapi bagian dari lifestyle.
- Bisnis hiburan, F&B dan venue mulai menyesuaikan diri dengan tren ini, artinya ada dukungan ekosistem untuk berlangsung jangka panjang.
Argumen bahwa mungkin hanya tren sementara:
- Hiburan malam selalu sangat dipengaruhi oleh moda, ekonomi, teknologi, dan budaya, bisa saja ada lonjakan popularitas yang kemudian menurun saat muncul tren baru.
- Jika nilai-intinya hanya “tanpa alkohol” tapi tidak didukung oleh keunikan pengalaman atau venue yang kuat, maka konsumennya bisa kembali ke model pesta tradisional.
- Tantangan: biaya venue, marketing, dan persepsi bahwa “pesta tanpa alkohol” kurang glamor atau “kurang seru” bagi sebagian orang mungkin masih jadi hambatan.
Kesimpulan sementara, basis data dan perilaku awal menunjukkan bahwa soft clubbing memiliki potensi untuk berlangsung dan menjadi bagian dari evolusi gaya hidup malam Gen Z, bukan sekadar hype sesaat.
Namun, keberlanjutan akan bergantung pada bagaimana pengalaman, venue, produk minuman & makanan, serta komunitas terus menyesuaikan diri dan menjaga daya tariknya. Jadi, ya bisa bertahan lama, terutama di segmen Gen Z yang urban dan health-conscious.
Jika kamu tertarik mendapat informasi lain seputar gaya hidup sehat, silakan membaca artikel gaya hidup & diet sehat dari KPoin. Jangan lupa juga, kamu bisa mengumpulkan poin setiap kali belanja produk Kalbe lewat aplikasi KPoin dan bisa menukarnya dengan banyak hadiah menarik.
Belum punya aplikasinya? Yuk download Kpoin di App Store dan Google Play Store sekarang juga!
Referensi dan Pustaka
- “Soft Clubbing, Tren Gaya Hidup Malam yang Lebih Santai dan Berkelas”, Fimela.com, 2025. Link: https://www.fimela.com/lifestyle/read/6177252/soft-clubbing-tren-gaya-hidup-malam-yang-lebih-santai-dan-berkelas
- “Soft Clubbing, Era Baru Mengubah Dunia Malam”, RRI.co.id, 28 Okt 2025. Link: https://rri.co.id/iptek/1931613/soft-clubbing-era-baru-mengubah-dunia-malam
- “Kebutuhan Bersosialiasi Sehat dan Autentik Kalangan Gen Z”, MediaIndonesia.com, 9 Nov 2025. Link: https://mediaindonesia.com/humaniora/828716/kebutuhan-bersosialiasi-sehat-dan-autentik-kalangan-gen-z
- “Mengenal Fenomena “Soft Clubbing”: Ketika Anak Muda Ingin Party yang Lebih Sehat”, GOODLIFE.id, 17 Okt 2025. Link: https://goodlife.id/mengenal-fenomena-soft-clubbing-ketika-anak-muda-ingin-party-yang-lebih-sehat/
- “Stat: Soft Clubbing Signals The Future of Going Out”, LS:N Global, 20 Aug 2025. Link: https://www.lsnglobal.com/news/article/32342/stat-soft-clubbing-signals-the-future-of-going-out
- “Extrajoss Ultimate Bawa Tren Baru Sober Party Di Kalangan Gen Z”, RM.id, 7 Nov 2025. Link: https://rm.id/baca-berita/life-style/288412/extrajoss-ultimate-bawa-tren-baru-sober-party-di-kalangan-gen-z
Komentar
neneng • Rating 5/5
Kamis, 13 November 2025
Admin KPoin
Kamis, 13 November 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.



