
Ginjal dan Saluran Kemih
Mengenal Cuci Darah: Persiapan, Frekuensi & Efek Sampingnya

Penulis: Siti Nurmayani Putri
Kamis, 15 Mei 2025
Rating Artikel 5/5
|
1
Bagikan
*Telah Direview oleh Tim Medis Klikdokter
Cuci darah atau dialisis merupakan prosedur medis penting yang membantu menggantikan fungsi ginjal yang telah rusak. Prosedur ini menjadi penyelamat bagi pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (ESRD), memungkinkan mereka untuk tetap menjalani kehidupan meskipun fungsi ginjalnya menurun drastis.
Mari cari tahu secara mendalam tentang cuci darah, mulai dari definisi, jenis-jenisnya, cara kerja, persiapan, efek samping, hingga perubahan gaya hidup yang diperlukan bagi pasien di sini.
Artikel lainnya: Gagal Ginjal Stadium 5 Bertahan Berapa Lama? 7 Faktor Kunci
Apa Itu Cuci Darah (Dialisis)?
Berdasarkan National Health Service, dialisis adalah proses medis yang bertujuan untuk menghilangkan limbah, kelebihan cairan, dan racun dari darah ketika ginjal tidak mampu melakukannya secara efektif. Prosedur ini membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan tekanan darah dalam tubuh.
Kapan Seseorang Membutuhkan Cuci Darah?
Cuci darah diperlukan ketika seseorang mengalami gagal ginjal tahap akhir (ESRD), di mana fungsi ginjal menurun hingga kurang dari 15% dari kapasitas normal. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah, serta gejala uremia berat seperti mual, muntah, kelelahan, dan kebingungan. Dialisis membantu mengendalikan gejala-gejala ini dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jenis-Jenis Utama Cuci Darah
Berikut beberapa jenis cuci darah yang perlu KPeople ketahui:
1. Hemodialisis (HD)
Hemodialisis adalah metode cuci darah dimana darah pasien dialirkan keluar tubuh ke dalam mesin dialiser (ginjal buatan) yang menyaring limbah dan kelebihan cairan, kemudian darah bersih akan dikembalikan ke tubuh.
Akses Vaskular:
Untuk melakukan hemodialisis, diperlukan akses ke pembuluh darah yang berupa:
- AV Fistula (Cimino): Penggabungan arteri dan vena di bawah kulit, biasanya di lengan
- AV Graft: Menggunakan tabung sintetis untuk menghubungkan arteri dan vena
- Kateter: Tabung fleksibel yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar, biasanya di leher atau dada
Artikel lainnya: Perbedaan Kemoterapi & Cuci Darah: Tujuan dan Prosedurnya
Proses, Frekuensi & Durasi:
Hemodialisis biasanya dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan durasi setiap sesi sekitar 3-5 jam, tergantung pada kondisi pasien.
2. Dialisis Peritoneal (PD)
Dialisis peritoneal menggunakan lapisan peritoneum di rongga perut sebagai filter alami untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah.
Jenis PD:
- CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis): Pasien melakukan pertukaran cairan dialisat secara manual beberapa kali sehari
- APD (Automated Peritoneal Dialysis): Mesin otomatis melakukan pertukaran cairan dialisat, biasanya saat pasien tidur di malam hari
Proses, Kelebihan & Kekurangan:
Dialisis peritoneal menawarkan fleksibilitas dan dapat dilakukan di rumah, namun memerlukan kedisiplinan tinggi dan risiko infeksi seperti peritonitis.
Artikel lainnya: 8 Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda, Patut Waspadai
Bagaimana Cuci Darah Bekerja?
Cuci darah bekerja berdasarkan prinsip:
- Difusi: Perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke rendah melalui membran semipermeabel
- Osmosis: Perpindahan cairan dari konsentrasi rendah ke tinggi melalui membran semipermeabel
- Ultrafiltrasi: Penghilangan kelebihan cairan dari darah melalui tekanan
Dalam hemodialisis, darah dialirkan melalui membran semipermeabel di dalam dialiser, sementara dalam dialisis peritoneal, cairan dialisat dimasukkan ke dalam rongga perut untuk menyerap limbah dan cairan berlebih.
Persiapan Penting Cuci Darah
Sebelum memulai cuci darah, pasien perlu menjalani evaluasi medis menyeluruh, termasuk pemeriksaan darah, pencitraan, dan penilaian akses vaskular. Pemasangan akses vaskular seperti AV fistula atau kateter harus dilakukan terlebih dahulu.
Tak hanya itu, pasien juga perlu memahami prosedur, jadwal, dan perubahan gaya hidup yang akan terjadi selama menjalani proses cuci darah.
Potensi Efek Samping atau Komplikasi Cuci Darah
Penting untuk KPeople ketahui, terdapat beberapa efek samping yang bisa terjadi dari proses cuci darah.
Efek Samping Hemodialisis:
- Hipotensi: Penurunan tekanan darah selama atau setelah dialisis
- Kram Otot: Terutama pada kaki, akibat perubahan elektrolit dan cairan
- Mual dan Muntah: Akibat perubahan tekanan darah atau volume cairan
Efek Samping Dialisis Peritoneal:
- Peritonitis: Infeksi pada lapisan peritoneum, ditandai dengan demam, nyeri perut, dan cairan dialisat keruh
Artikel lainnya: Bolehkah Pasien dengan Penyakit Ginjal Berpuasa?
Perubahan Gaya Hidup Pasien Cuci Darah
Menjalani cuci darah bukan hanya soal prosedur medis rutin, tetapi juga menuntut perubahan besar dalam gaya hidup sehari-hari. Pasien perlu lebih disiplin dalam menjaga pola makan, membatasi asupan cairan, mengonsumsi obat secara teratur, serta menjaga kesehatan mental.
Diet
Pasien dialisis perlu membatasi asupan:
- Protein: Untuk mengurangi beban kerja ginjal
- Natrium (Garam): Untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah penumpukan cairan
- Kalium dan Fosfor: Untuk mencegah komplikasi jantung dan tulang
Pembatasan Cairan
Asupan cairan harus dikontrol ketat untuk mencegah kelebihan cairan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan tekanan darah tinggi.
Obat-obatan
Pasien mungkin memerlukan obat untuk mengontrol tekanan darah, anemia, dan keseimbangan elektrolit.
Dukungan Psikologis dan Kualitas Hidup
Menjalani cuci darah secara rutin dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental sangat penting untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan ini.
Artikel lainnya: Cara Menghilangkan Rasa Lemas pada Penderita Gagal Ginjal
Kesimpulan
Cuci darah adalah prosedur vital bagi pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (ESRD). Meskipun bukan penyembuh, dialisis membantu mempertahankan kualitas hidup pasien. Prosedur ini memerlukan komitmen dan adaptasi terhadap perubahan gaya hidup.
Bagi KPeople yang ginjalnya masih berfungsi normal, jangan lupa untuk memantau kesehatan ginjal dengan melakukan medical check-up secara berkala sebagai upaya mendeteksi dini jika ada masalah dalam ginjalmu.
Untuk itu, KPeople dapat melakukan pemeriksaan kesehatan di KALGen LAB melalui Paket Medical Check Up dan Spotmas Kalgen Innolab. Terdapat berbagai pilihan paket Medical Check Up yang telah dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan KPeople, dengan harga yang lebih hemat.
Menariknya, setiap transaksi produk dan layanan kesehatan dari mitra Kalbe akan mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukarkan dengan beragam hadiah seru seperti pulsa, saldo e-wallet hinga voucher belanja. Pelajari lebih jauh tentang Apa Itu Poin Loyalty KPoin dan jangan lupa download aplikasi KPoin untuk melihat jumlah poin yang sudah terkumpul!
Selain itu, dapatkan juga Informasi seputar Ginjal dan Saluran Kemih Terbaru untuk memperkaya wawasanmu terkait tips dan gaya hidup sehat yang berkaitan ginjal dan saluran kemih.
FAQ: Hal yang Sering Ditanyakan
Seberapa Sering dan Lama Perlu Cuci Darah?
Biasanya, cuci darah dilakukan 2-3 kali seminggu, dengan durasi setiap sesi sekitar 3 hingga 5 jam, tergantung pada kondisi pasien dan rekomendasi dokter.
Apakah Cuci Darah Menyembuhkan Gagal Ginjal?
Tidak. Cuci darah adalah terapi pengganti fungsi ginjal, bukan penyembuh.
Apakah Pasien Cuci Darah Bisa Berhenti?
Pasien cuci darah (hemodialisis) bisa berhenti jika fungsi ginjal dapat kembali normal setelah penyebabnya diatasi.
Dengan memahami prosedur cuci darah dan melakukan perubahan gaya hidup yang diperlukan, pasien dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Referensi:
- KlikDokter. Serba-Serbi Prosedur Cuci Darah yang Perlu Kamu Tahu. Diakses dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/ginjal-saluran-kemih/fakta-tentang-cuci-darah-yang-perlu-anda-tahu
- KlikDokter. Haruskah Penderita Gagal Ginjal Cuci Darah Seumur Hidup?. Diakses dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/ginjal-saluran-kemih/haruskah-penderita-gagal-ginjal-cuci-darah-seumur-hidup
- KlikDokter. Mengenal Cara Kerja Mesin Cuci Darah, Hemodialisis. Diakses dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/darah/mengenal-cara-kerja-mesin-cuci-darah-hemodialisis
- Cleveland Clinic. Dialysis. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/14618-dialysis
- National Health Service. Dialysis. Diakses dari https://www.nhs.uk/conditions/dialysis/
- National Kidney Foundation. Dialysis. Diakses dari https://www.kidney.org/kidney-topics/dialysis
- NIH. Hemodialysis. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563296/
Komentar

Gabe Gusmi Aprilla • Rating 5/5
Sabtu, 14 Juni 2025

Admin KPoin
Senin, 16 Juni 2025
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi KPoin untuk berikan komen.